DIKEMPIT KAYA WADE DIJUJU KAYA MANUK
Pepatah Jawa di atas secara
harfiah berarti didekap (dijepit di bawah lengan/ketiak) seperti kain yang akan
dijual dijejali (mulut/paruhnya) seperti burung.
Pada masa lalu kain
entah itu berupa jarit, ikat kepala, dan lain-lain merupakan sesuatu yang cukup
memiliki nilai jual lumayan tinggi. Orang yang akan menjual kain model itu
secara eceran umumnya akan dilakukannya dengan mengempit di bawah ketiaknya.
Cara membawa yang demikian itu mengesankan bahwa kain yang dibawanya memang
bernilai atau disayang oleh orang yang bersangkutan.
Dijuju atau dijejali
seperti manuk sebenarnya menggambarkan tindakan orang yang melakukan penyuapan
terhadap anakan burung. Jadi bukan burung dewasa yang disuap sebab burung
dewasa umumnya sudah bisa mandiri dan makan-minum sendiri.
Perilaku mengempit kain dan menyuapi burung menunjukkan betapa begitu
besarnya rasa sayang orang yang bersangkutan pada kain atau burung yang
dibawanya itu. Hal ini sebenarnya menjadi kiasan betapa begitu besarnya orang
pada orang lain (umumnya pada anaknya) sehingga anak dari orang tersebut begitu
dimanjakannya. Diibaratkan dilindungi (dikempit) di bawah ketiak dan dijuju
(disuapi sekenyang-kenyangnya) seperti burung.***
Baca juga DIPALANGANA MLUMPAT DITALENANA MEDHOT