Paragraf Ekspositif, Deskriptif, Persuasif, Naratif, dan Argumentatif

Menulis Paragraf Ekspositif

Pendahuluan

Tahukah Anda arti kata eksposisi? Eksposisi berarti uraian (paparan) tentang maksud dan tujuan. Pernahkah Anda menjelaskan tentang sesuatu kepada orang lain sehingga orang lain memahami atau mengerti apa yang Anda jelaskan? Misalkan Anda menjelaskan cara membuat sesuatu atau mengolah jenis makanan tertentu. Tentu Anda akan menjelaskan langkah-langkah pembuatannya sehingga orang tersebut mengerti.
Untuk dapat  membuat paragraf ekspositif yang baik, Anda harus mengikuti langkah-langkah berikut. Pertama, menentukan topik. Kedua, menentukan tujuan, ketigamemilih data, keempat membuat kerangka sesuai dengan topik, kelima mengembangkan kerangka atau menulis paragraf.  Terakhir, menyunting paragraf yakni, mencermati penggunaan ejaan, pilihan kata, dan susunan antarkalimat agar koheren dan kohesi. Topik-topik yang dapat dikembangkan menjadi paragraf ekspositif antara lain: cara mendaur ulang sampah, cara menggunakan alat komunikasi masa kini (mis. handphone), cara belajar yang efektif dan efisien, serta cara menurunkan berat badan.

Kompetensi

Kompetensi Dasar
Menulis gagasan secara logis dan sistematis dalam bentuk ragam paragraf  ekspositif 

Indikator
1. Mendefinisikan paragraf ekspositif
2. Menentukan topik-topik yang tepat untuk dikembangkan menjadi paragraf ekspositif
3. Menulis paragraf ekspositif berdasarkan gambar
4. Melengkapi paragraf ekspositif dengan kata berimbuhan
  

Materi

Anda pasti pernah menuliskan kalimat dalam beberapa paragraf! Akan tetapi, tahukah Anda jenis paragraf yang Anda tulis tersebut?


Berdasarkan jenisnya paragraf dibedakan menjadi paragraf naratif, deskriptif, ekspositif, argumentatif, dan persuasif. Nah, apakah paragraf yang Anda tulis berupa ekspositif? Untuk itu mari kita identifikasi, misalnya, adanya pemerian, uraian, atau penjelasan informasi; bersifat ilmiah/nonfiksi; bersumber dari hasil pengamatan, penelitian, atau pengalamanhubungan antarkalimatnya padu (kohesi dan koherensi). Apabila ya, maka paragraf tersebut termasuk paragraf ekspositif 
Dalam paragraf ekspositif sesuatu dipaparkan dengan runtut sehingga permasalahan menjadi jelas. Eksposisi merupakan karangan yang bertujuan untuk menginformasikan tentang sesuatu sehingga memperluas pengetahuan pembaca. Paragraf  ekspositif bersifat ilmiah/nonfiksi. Sumber paragraf ini dapat diperoleh dari hasil pengamatan,penelitian atau pengalaman.

Pengertian Paragraf  Ekspositif

Paragraf ekspositoris adalah paragraf yang memaparkan atau menerangkan suatu hal atau objek. Dari paragraf jenis ini, diharapkan para pembaca dapat memahami hal atau suatu objek dengan sejelas-jelasnya. Untuk memaparkan masalah yang akan dikemukakan, paragraf eksposisi menggunakan contoh, grafik, serta berbagai bentuk fakta dan data lainnya. Sedikitnya terdapat tiga pola pengembangan paragraf ekspositoris, yakni dengan cara proses, sebab dan akibat, serta pola ilustrasi.

Jenis-Jenis  paragraf ekspositif

 Contoh Paragraf Ekspositif (1)
Banyak cara menurunkan bobot badan. Ada diet macan yang lebih mementingkan konsumsi daging, diet buah-buahan, membatasi makan nasi dan makanan berkarbohidrat tinggi lain seperti makanan dari terigu, jagung, singkong, atau ubi, serta mengurangi konsumsi gula. Banyak juga iklan di media massa yang menjanjikan penurunan bobot badan sampai beberapa kilogram hanya dalam beberapa minggu. Selain itu, ada ada juga yang menawarkan metode tusuk jarum, sedot lemak, minum jamu, minum teh hijau, dan sebagainya. Begitu beragamnya kiat yang bisa dilakukan, justru sering membuat orang bingung mana cara yang paling efektif.

 Contoh Paragraf Ekspositif (2)
Penurunan bobot badan dengan olahraga dan diet itu syaratnya disiplin yang tinggi. Tidak heran jika banyak orang lebih suka potong kompas. Misalnya, dengan teknik sedot lemak. Cara ini, menurut Sadoso, bisa membantu melangsingkan tubuh, tetapi kalau pola makan tidak diubah, tubuh gampang menjadi gemuk lagi. Selain itu, penyedotan yang berulang kali akan meninggalkan bekas penusukan jarum. Menurut Sadoso, cara ini juga mustahil bisa mengecilkan bagian-bagian tertentu, misalnya betis yang besar. Hal ini disebabkan pada kegemukan alamiah bobot serta ukuran tubuh biasanya terbagi rata. Apalagi kalau memang tulangnya besar.


Topik Paragraf Ekspositif
Macam-macam topik paragraf ekspositif
Contoh topik-topik yang dapat dikembangkan menjadi paragraf ekspositif.
a.       cara mendaur ulang sampah
b.      Cara menggunakan alat komunikasi masa kini (mis. Handphone)
c.       Cara belajar yg efektif dan efisien
d.      Cara menurunkan berat badan

Pola pengembangan karangan ekspositif ada bermacam-macam, di antaranya pola pengembangan proses. Paragraf proses itu menyangkut jawaban atas   pertanyaan bagaimana cara kerjanya, bagaimana mengerjakan hal itu (membuat hal ini), bagaimana barang itu disusun, bagaimana hal itu terjadi).
Contoh:  cara mendaur ulang sampah
Pada contoh tersebut ada tahapan yang harus dilakukan, seperti memilah-milah sampah yang organik dan anorganik, memasukkan sampah tersebut ke tempat sampah organik atau anorganik, membawa sampah yang sudah dipilah ketempat pengolahan, sampah diolah, dan hasilnya siap dipasarkan.
 Langkah-langkah menyusun paragraf ekspositif pola pengembangan proses
1. Mengetahui perincian secara menyeluruh
2. Membagi perincian ke dalam tahap-tahap  kejadiannya..

Menulis Paragraf Ekspositif

Langkah-langkah menulis paragraf ekspositif
1.      menentukan  topik,
2.      menentukan tujuan paragraf,
3.      memilih data yang sesuai dengan topik,
4.      membuat kerangka paragraf sesuai gambar,
5.      mengembangkan kerangka menjadi karangan
6.      mengedit paragraf

Menyunting Paragraf
Hal-hal yang perlu Anda perhatikan pada saat menyunting paragraf adalah 
a.       kesesuaian isi paragraf dengan topik
b.       kesesuaian isi paragraf dengan kerangka
c.       penggunaan kalimat yang koherensi (padu), kalimat pertama harus berkaitan dengan kalimat kedua. Kalimat kedua berhubungan dengan kalimat ketiga dst.
d.      ejaan dan pilihan katanya (baku atau tidak, tepat atau tidak)

 

Kata Berimbuhan

Di dalam setiap paragraf pasti ditemukan kata bermbuhan. Berikut ini ditampilkan macam-macam kata berimbuhan.
1. Prefiks (awalan)
a.       prefiks di- (contoh: dibawa, dipandang)
b.      prefiks ter- (contoh: terlihat, terpandai, tertidur)
c.       prefiks se- (contoh: serumah, seindah, sesudah)
d.      prefiks ke- (contoh: kelima, kekasih)
e.       prefiks pe- (contoh: pelari, penyair)
f.       prefiks per- (contoh: perdalam, pertiga, pertuan)
g.      prefiks me- (contoh: membesar, menepi, meraba) h. prefiks ber- (contoh: bersawah, beranak, beribu)
2. Sufiks (akhiran)
a.       sufiks -kan (contoh: membersihkan, menduakan, mendewakan)
b.      sufiks -i (contoh: mendatangi, diobati)
c.       sufiks -an (contoh: undangan, bulanan, lapangan)
d.      sufiks -nya (contoh: bajunya, buruknya, kencangnya)
e.       sufiks -man; wan, wati (contoh: seniman, seniwati, wartawan, karyawati)

Di dalam setiap paragraf pasti ditemukan kata bermbuhan. Berikut ini ditampilkan macam-macam kata berimbuhan.
 3. Gabungan imbuhan
a.       gabungan me -kan (contoh: meninggikan)
b.      gabungan di -kan (contoh: didengarkan)
c.       gabungan memper -kan (contoh: memperundingkan)
d.      gabungan diper -kan (contoh: diperdebatkan)
e.       gabungan mem + per + i (contoh: memperbaiki)
f.       gabungan di + per + i (contoh: dipelajari)
g.      gabungan ber -an (contoh: berpelukan)
h.      gabungan ber -kan (contoh: bersandikan)



Menulis Paragraf Deskriptif

Sinopsis

Pernahkah Anda menulis paragraf tentang sesuatu yang dilihat, misalnya keramaian kota Jakarta, pemandangan alam, tempat yang pernah dikunjungi, atau kecantikan seseorang? Pernahkah Anda menuliskan suatu bunyi yang didengar, misalnya suara halilintar, deburan ombak, atau gemerisik angin?  Pernahkah Anda melukiskan wanginya sebuah parfum atau baunya bangkai seekor tikus? Pernahkan Anda melukiskan nikmatnya makan buah durian yang lezat atau asamnya buah mangga yang masih muda? Pernahkah Anda melukiskan dinginnya udara pagi di daerah pegunungan atau panasnya trik matahari di siang bolong? Tentu pernah bukan? Apa yang pernah Anda lakukan itu adalah pendeskripsian sesuatu yang Anda alami, seakan-akan pancaindranya diaktifkan. Tulisan semacam itu disebut karangan deskriptif.
Bagaimana cara menulis paragraf deskriptif? Tentu  tidak sulit, apabila Anda mengetahui langkah-langkah dan teknik menulis paragraf tersebut. Karena itu, ikutilah cara menulis paragraf deskriptif berikut dengan saksama!

Kompetensi dan Indikator

Kompetensi Dasar     : Menulis hasil observasi dalam bentuk  paragraf deskriptif 
Indikator        :
1.      Menjelaskan pengertian paragraf deskriptif
2.      Mengidentifikasi ciri-ciri karangan deskriptif
3.      Megidentifikasi jenis karangan deskriptif
4.      Menentukan topik paragraf deskriptif
5.      Menyusun kerangka paragraf deskriptif sesuai dengan topik
6.      Mengembangkan kerangka yang telah disusun menjadi  paragraf deskriptif dengan menggunakan frasa ajektif
7.      Mengedit tulisan 

Materi

Pengertian Paragraf Deskriptif

Perhatikan dengan cermat gambar pemandangan di samping!
 Setelah Anda mengamati pemandangan tersebut, apa yang Anda lihat? Kira-kira apa yang Anda rasakan? Bagaimana suara-suara di sekitar alam tersebut? Kira-kira bau apa yang Anda rasakan?
Sekarang, hasil pengamatan Anda tersebut, cobalah ungkapkan dalam sebuah tulisan berbentuk paragraf yang terdiri atas beberapa kalimat.Jika sudah, coba bandingkan tulisan Anda dengan Contoh berikut.
Contoh :
Pemandangan alam di tempat wisata itu indah sekali. Pohon-pohon  di sekitar tebing tampak hijau dan tumbuh dengan subur.   Dari sela-sela tebing keluar air terjun dengan deras. Warnanya putih seperti kapas. Suaranya menggema ke angkasa menutupi suara burung-burung berkicau. Kemudian, membentuk aliran sungai yang bening. Batu-batu besar tampak hitam menghiasi sungai. Rerumputan terhampar hijau menambah suasana menjadi tambah sejuk. Angin bertiup menyebarkan aroma bunga liar yang tumbuh di sekitar itu.
Berdasarkan paragraf yang telah Anda baca, tentu Anda dapat menjelaskan pengertian paragraf deskriptif, yakni sebuah tulisan yang isinya bertujuan memberi gambaran suatu objek kepada pembaca secara rinci dan jelas tanpa disertai pendapat penulis terhadap objek tersebut.
Dengan kata lain paragraf deskripsi adalah karangan yang menggambarkan sesuatu benda, tempat, suasana atau keadaan sehingga pembaca seolah-olah dapat melihat, mendengar, mencium,dan  merasakan apa yang dirasakan oleh penulis.

 

Ciri-ciri Paragraf Deskriptif

Untuk memahami ciri-ciri paragraf deskriptif, coba Anda baca kembali paragraf yang tersaji. 
Pemandangan alam di tempat wisata itu indah sekali. Pohon-pohon di sekitar tebing tampak menghijau dan tumbuh dengan subur.   Dari sela-sela tebing keluar air terjun dengan deras. Warnanya putih seperti kapas. Suaranya menggema ke angkasa menutupi suara burung-burung berkicau. Kemudian, membentuk aliran sungai yang bening. Batu-batu besar tampak hitam menghiasi sungai. Rerumputan terhampar hijau menambah suasana menjadi tambah sejuk. Angin bertiup menyebarkan aroma bunga liar yang tumbuh di sekitar itu.
Setelah Anda memahami isi paragraf deskriptif tersebut, dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri paragraf deskriptif adalah Karangan  yang melukiskan sesuatu sehingga tergambar:
1.      Mata melihat apa?
2.      Hidung mencium apa?
3.      Kuping mendengar apa?
4.      Mulut merasakan apa?
5.      Kulit merasakan apa?

Jenis paragraf deskriptif

 1.      Deskriptif sugestif
Jenis karangan ini berusaha untuk menciptakan suatu penghayatan terhadap objek melalui imajinasi para pembaca. Pengalaman atas objek itu harus menciptakan kesan atau interprestasi. Rangkaian kata-kata yang dipilih oleh penulis untuk menggambarkan ciri, sifat, atau watak objek tersebut diciptakan sugesti tertentu pada pembaca. Dengan kata lain deskripsi sugestif berusaha untuk menciptakan suatu penghayatan terhadap objek melalui imajinasi para pembaca.
Misalnya, deskripsi tentang keadaan di hutan yang sepi dan terdengar bunyi-bunyi atau suara binatang, ketenangan sebuah dusun.
Contoh :
Gedung sekolah ini terletak di tepi jalan, tetapi tidak terasa bising. Kelas-kelasnya jauh dari jalan dan kendaraan tidak terlalu banyak yang lewat ke sana. Bangunan kuno yang berdiri sejak lima puluh tahun lampau ini, kini masih terlihat kokoh karena terpelihara dan terawat dengan baik. Pohon-pohon besar mengelilingi gedung sekolah itu membuat udara sejuk di sekitar itu.

.    Deskriptif teknis atau ekspositoris.
      Deskripsi teknis atau ekspositoris menciptakan agar pembaca dapat mengenalinya bila bertemu atau berhadapan dengan suatu objek. Misalnya, deskripsi tentang keadaan suatu ruang atau tempat.
     
      Contoh :
Kamar tidurku tidaklah luas hanya berukuran 3 x 4. Semua barang-barang tertata rapi di dalamnya. Tempat tidur diletakkan di pojok kanan dari pintu masuk. Meja belajar ditata di depan jendela. Sedangkan lemari pakaian diletakkan di sebelah kiri tempat tidur.

Topik Paragraf Deskriptif


Sebelum Anda menulis paragraf deskriptif, hal yang harus dilakukan adalah menentukan topik. Topik sangat banyak dan bertebaran di mana-mana. Topik dapat dicari dari masalah-masalah, seperti politik, ekonomi, kesenian, olahraga, kesehatan, pariwisata, pendidikan, teknologi, dan hiburan. Dari topik-topik tersebut, kita harus menentukan topik yang sesuai dengan ciri-ciri paragraf deskriptif.
Ciri-ciri paragraf deskriptif adalah karangan yang melukiskan sesuatu sehingga tergambar: Mata melihat apa? Hidung mencium apa? Kuping mendengar apa? Mulut merasakan apa? Kulit merasakan apa?

Setelah menentukan topik, topik tersebut perlu dibatasi supaya masalah dan ruang ringkup yang dibahas tidak terlalu luas dan justru menjadi lebih jelas. Topik dapat dibatasi berdasarkan tempat, waktu, sebab-akibat, dan rincian.
Contoh topik paragraf deskriptif:
1.      Keindahan pantai
2.      Kecantikan seorang gadis
3.      Kebersihan lingkungan
4.      Sejuknya hawa pegunungan
5.      Panasnya udara di siang hari

Menyusun kerangka karangan
Kerangka karangan adalah garis besar dari hal-hal yang hendak ditulis. Dengan kerangka, penulis dimudahan untuk menuangkan ide secara sistematis, terarah, dan kemungkinan mendapatkan kelengkapan materi. Kerangka paragraf deskriptif harus menggambarkan keadaan atau suasana suatu objek yang akan dideskripsikan.  Contoh menyusun kerangka.

Topik: Suasana Malam
Kerangka paragraf:
1.      malam indah
2.      bintang bertaburan
3.      udara dingin
4.      suara burung hantu bersahut-sahutan
5.      bulan memancarkan sinarnya
6.      tidak ada yang lewat
 Mengembangkan kerangka
 Kerangka paragraf yang telah Anda susun, kemudian dikembangkan menjadi sebuah paragraf yang terdiri atas kalimat utama (jika ada) dan kalimat-kalimat penjelas. Kalimat utama dapat dituangkan di awal paragraf (deduktif), di akhir paragraf (induktif) , atau di awal dan diulang pada akhir paragraf (deduktif-induktif). Pengembangan kerangka tersebut sebaiknya dengan cara satu pikiran penjelas dikembangkan menjadi satu kalimat penjelas.
Kalimat utama adalah kalimat tempat dituangkan topik paragraf/pikiran utama/ ide pokok.
Kalimat penjelas adalah kalimat yang menjelaskan pikiran-pikiran penjelas.
Contoh:
Topik  : Suasana Malam
Kerangka paragraf:
1.      malam indah
2.      bintang bertaburan
3.      udara dingin
4.      suara burung hantu bersahut-sahutan
5.      bulan memancarkan sinarnya
6.      tidak ada yang lewat
 Pengembangan:
Malam itu indah sekali. Bintang-bintang di langit bertaburan dengan memancarkan cahaya yang kelap-kelip. Udara dingin menggigit tubuhku. Suara burung hantu bersahut-sahutan membuat bulu kudukku merinding. Bulan memancarkan sinarnya ke seluruh alam semesta. Tidak ada seorang pun yang lewat di sekitarku.
Setelah Anda baca paragraf tersebut, Anda akan mengetahui bahwa kata-kata yang tercetak tebal merupakan kerangka paragraf, sedangkan kata-kata yang dicetak biasa merupakan pengembangan kerangka tersebut.

Frasa Ajektif dalam Paragraf deskriptif


Frasa ajektif adalah kelompok kata yang unsur intinya berupa kelas kata sifat. Misalnya: sangat cerdas (unsur intinya cerdas), baik sekali(unsur intinya baik), indah nian (unsur intinya indah).
 Frasa Ajektif biasanya banyak digunakan dalam paragraf deskriptif. Paragraf yang banyak menggunakan frasa ajektif biasanya lebih jelas dan menarik. Contoh penggunaan frasa ajkektif (tercetak miring) dalam paragraf deskriptif.
 Pantai sepanjang 4 km ini sangat landai. Pasirnya putih bersih. Air lautnya bening sekali. Tidak jauh dari pantai tersebut tampak sebuahcottages yang cukup menarik bagi wisatawan. Di sekeliling cottegesitu tampak taman yang tertata sangat rapi dan menarik. Pulau yang terdapat di depan pantai ini tampak airnya bergelombang sangat tenang dan jernih.


Menulis Paragraf Persuasif

Kompetensi

Kompetensi Dasar:
Menulis gagasan untuk meyakinkan atau mengajak pembaca bersikap atau melakukan sesuatu dalam bentuk paragraf  persuasif


Indikator:
  1. Mendefinisikan paragraf persuasif
  2. Menentukan topik-topik yang tepat untuk dikembangkan menjadi paragraf persuasif
  3. Menulis paragraf persuasif berdasarkan gambar
  4. Melengkapi paragraf melengkapi paragraf persuasif dengan kata serapan

Materi

Anda tentu sering menonton iklan di televisi. Apakah yang terbersit di benak Anda ketika  menyaksikannya? Demikian juga halnya dengan kampanye-kampanye, misalnya kampanye pemilihan presiden, pemilihan kepala desa, atau pemilihan ketua OSIS. Tentu didalamnya ada ajakan atau imbauan. Hal-hal tersebut di atas adalah contoh dari persuasi.Untuk dapat  membuat paragraf persuasif yang baik, Anda harus mengikuti langkah-langkah berikut.
Pertama, menentukan topik. Kedua, menentukan tujuan, ketiga memilih data, keempat membuat kerangka sesuai dengan topik, kelima mengembangkan kerangka atau menulis paragraf Terakhir, menyunting paragraf yakni, mencermati penggunaan ejaan, pilihan kata, dan susunan antarkalimat agar koheren dan kohesi.
Ada banyak topik  yang dapat dikembangkan menjadi paragraf persuasif, misalnya, “Menghidari pengaruh buruk nakotika dan obat-obatan terlarang lainnya”. Tujuan penulisan  yang dapat dirumuskan adalah meyakinkan pembaca bahwa narkotika dan obat-obat terlarang lain merupakan pembunuh berdarah dingin yang secara perlahan membawa pecandunya ke liang lahat.
Dalam pelajaran ini, Anda akan  berlatih mengemukakan gagasan yang dimiliki dalam bentuk paragraf persuasif. Sebelumnya, Anda akan menentukan pokok-pokok tulisan yang akan Anda tulis. Dengan demikian, kemampuan dalam menulis serta berpikir kritis Anda akan bertambah.

Pengertian Paragraf Persuasif

Ciri paragraf persuasif, yakni:
  • berusaha meyakinkan seseorang atau  pembaca;
  • berusaha membuat pembaca tergerak untuk melakukan hal yang  dihendaki penulis;
  • bertujuan membujuk pembaca agar mau berbuat sesuatu sesuai dengan keinginan penulisnya;
  • harus mampu mengemukakan pembuktian dengan data dan fakta;
  • biasanya menggunakan pendekatan emotif, yaitu pendekatan yang berusaha membangkitkan dan merangsang emosi pembaca dan pendekatan rasional, yakni dengan menyampaikan fakta-fakta untuk meyakinkan pembaca atau pendengar; 
  • bentuk persuasif yang dikenal umum: propaganda yang dilakukan berbagai badan, lembaga, atau perorangan; iklan dalam surat kabar untuk mempromosikan barang dagangan, kampanye untuk menarik pemilih sebanyak-banyaknya, dan selebaran-selebaran atau pamflet. 

Topik Paragraf Persuasif
Macam-macam topik paragraf  persuasif 
Contoh:
a.       Jauhi Narkotika dan Obat-obat Terlarang
b.      Membuang Sampah pada Tempatnya
c.       Biasakan Hidup Sehat
d.      Mari Menabung 

 

Langkah-langkah Menulis Paragraf

Berikut ini langkah-langkah yang dapat ditempuh bila Anda akan menulis paragraf persuasif.
1.Menentukan Topik
Topik merupakan pokok pembicaraan atau topik permasalahan. Sebelum menulis sebaiknya Anda menentukan topik. Hal itu dimaksudkan agar tulisan Anda terarah/terfokus dan dapat mempersiapkan bahan atau data yang diperlukan. Misalnya, topik yang Anda pilih adalah “Menghindari pengaruh buruk narkotika dan obat-obatan terlarang lainnya”. Penentuan topik tersebut dapat memudahkan Anda untuk merumuskan tujuan dan mengumpulkan bahan/data yang sesuai dengan topik.
2.Merumuskan Tujuan
Dalam paragraf persuasif, tujuan penulis dapat dikemukakan secara langsung. Misalnya, topik yang dibuat oleh penulis adalah “Menghidari pengaruh buruk narkoba”. Tujuan penulisan yang dapat dirumuskan adalah meyakinkan pembaca bahwa narkoba merupakan pembunuh berdarah dingin yang secara perlahan membawa pecandunya ke liang lahat.


3.Mengumpulkan Bahan
Bahan dapat diperoleh melalui kegiatan pengamatan, wawancara, dan penyebaran angket kepada responden. Pada saat mengumpulkan bahan, Anda dapat membuat catatan, baik kutipan langsung maupun tidak langsung, yang nantinya dapat dijadikan sebagai barang bukti.
Contoh: Peneliti mengungkapkan bahwa sebab-sebab seseorang dapat terjerumus ke dalam dunia narkoba: 45% broken home, 20% frustasi, 17% ingin disebut modern, dan sisanya karena sebab lain.

 

Melengkapi Paragraf Persuasif

Kerangka Tulisan Persuasif
1. Hakikat Narkoba
1.1 Pengertian narkoba
1.2 Jenis narkoba, bentuk, dan harga
1.3 Efek masing-masing jenis narkoba bagi tubuh
2. Latar Belakang Pecandu Narkoba
2.1 Frustasi
2.2 Broken home
2.3 Ingin disebut modern
2.4 Sebab-sebab lain
3. Pengaruh yang Ditimbulkan oleh Narkoba
3.1 Pengaruh narkoba terhadap kondisi fisik dan kejiwaan pecandu
3.2 Pengaruh narkoba terhadap masa depan pecandu
3.3 Pengaruh narkoba terhadap masyarakat
4. Cara Penanggulangan yang Mungkin Dilakukan
4.1 Menghilangkan hal-hal yang menjadi penyebab terjerumusnya 
     seseorang ke dalam dunia narkoba
4.2 Meningkatkan kerjasama antara orang tua-guru-kepolisian dalam 
     memberantas narkoba

Menulis Paragraf Naratif

Kompetensi

Kompetensi Dasar
Menulis gagasan dengan menggunakan pola urutan waktu dan tempat dalam bentuk paragaraf naratif.
Indikator
  1. Mendefinisikan paragraf naratif
  2. Menentukan paragraf narasi ekspositif
  3. Menentukan topik-topik paragraf
  4. Menentukan langkah-langkah menulis paragraf
  5. Membuat kerangka sesuai topik
  6. Mengembangkan kerangka menjadi paragraf naratif
  7. Memperbaiki kesalahan teknik penulisan (susunan kalimat, pilihan kata, dan ejaan)
  8. Melengkapi paragraf naratif dengan kata penghubung.

Pengertian Paragraf Naratif

Anda pasti pernah menuliskan kalimat dalam beberapa paragraf. Akan tetapi, tahukah Anda jenis paragraf yang Anda tulis tersebut? Berdasarkan jenisnya paragraf dibedakan menjadi paragraf naratif, deskriptif, ekspositif, argumentatif, dan persuasif.
Nah, apakah paragraf yang Anda tulis berupa cerita yang dikisahkan secara berurutan? Misalnya, ada tokohnya, ada tempatnya, ada urutan waktunya (kronologis)? Apabila ya, maka paragraf tersebut termasuk paragraf naratif. Jadi, paragraf naratif adalah paragraf berbentuk cerita atau kisahan yang disusun secara kronologis (menurut urutan waktu) sehingga menjadi suatu rangkaian. Dalam paragraf naratif, kita harus bisa menghadirkan tulisan yang membawa pembaca pada petualangan seperti yang kita alami. Dengan demikian, para pembaca akan merasakan urutan waktu yang digambarkan dalam tulisan. Urutan waktu yang diisi dengan berbagai kegiatan tersebut akan menghasilkan tulisan naratif yang menarik untuk dibaca. Tulisan naratif bertujuan menjelaskan sesuatu dalam bentuk kisahan. Hal yang dijelaskan dapat berupa kejadian yang sesungguhnya maupun kejadian rekaan (fiktif). Paragraf yang dituliskan berdasarkan rekaan atau khayalan (tulisan fiktif) disebut dengan paragraf narasi sugestif. Paragraf yang dituliskan berdasarkan kenyataan atau pengalaman disebut paragraf narasi ekspositoris.

Paragraf Narasi Sugestif

Contoh Paragraf Narasi sugestif
Dibandingkan dengan hidup manusia yang susah, nasibku jauh lebih baik. Bukankah menjadi binatang piaraan Tuan Konglo yang kaya raya merupakan keberuntungan tak ternilai? Aku tak tahu persis alasan Tuan Konglo memeliharaku. Bukankah dia bisa membeli anjing yang lebih bermartabat dibanding aku? Rupanya ada kisah khusus tentang diriku. Menurut obrolan Bibi Tintin, pembantu Tuan Konglo, dulu aku terserempet mobil Tuan Konglo. Untuk menebus rasa bersalahnya, Tuanku memelihara aku.
“Gembong! Jaga rumah ya. Kalau ada orang mencurigakan, langsung serang. Gigimu masih tajam, kan?” Tuan Konglo menyodorkan daging sapi. Kujawab dengan gonggongan kecil. Tanda aku sangat setuju. Tuanku senang. Ia mengelus-elus buluku. Aku pun merasa tersanjung.

Paragraf  Narasi Ekspositoris

Contoh Paragraf  Narasi Ekpositoris
Seperti biasa, setiap hari pukul 06.00 Beny sudah bersiap-siap untuk berangkat ke sekolah. Akan tetapi, Senin pagi itu berbeda dari hari biasanya. Jam yang biasanya berdering membangunkannya tidak berdering. Dia bangun terlambat. Jam sudah menunjukkan angka enam. Dia terburu-buru melompat dari tempat tidur dan hanya sempat membasuh muka. Dia kayuh sepedanya dengan cepat. Sekitar tiga ratus meter menjelang sekolah, ban sepedanya kempis. Akhirnya, dia mendorong sepeda sampai ke sekolah. Setibanya di depan sekolah pintu gerbang sudah ditutup, dia hanya sempat menuliskan nama dan memberikannya kepada guru piket. Dia dianjurkan pulang dan belajar di rumah. Sungguh malang nasib Beny hari itu.
Dari kedua contoh tersebut dapat diidentifikasi ciri paragraf naratif yakni ada urutan cerita, ada tokoh, ide pokok menyebar di setiap kalimat, dan hubungan antarkalimatnya padu (kohesi dan koherensi).

 

Topik Paragraf Naratif
Topik mengenai apa saja dapat kita kembangkan menjadi paragraf naratif asalkan prinsip-prinsip dalam penulisan paragraf naratif kita perhatikan, yaitu ada tokoh pengisi cerita, merangkaikan peristiwa dalam cerita, cerita disajikan sesuai dengan urutan waktu dan kejadian, cerita memiliki latar (setting) yang digambarkan dengan jelas, mempunyai jalan cerita (alur).
Misal: Keadaan Aryo. Nah, Anda dapat membuat narasi dengan topik itu. Nanti Anda mencoba mengembangkan.
Cermatilah topik-topik berikut!
Contoh topik paragraf naratif
  1. Aktivitas Sehari-hari
  2. Pengalaman yang mengesankan
  3. Berdarmawisata
Topik-topik tersebut dapat dikembangkan menjadi paragraf naratif karena uraiannya berdasarkan kronologi waktu dan peristiwa.
Contoh topik yang tidak dapat dikembangkan menjadi paragraf naratif:
  1. Proses pembuatan batik 
  2. Jauhilah narkoba
  3. Cara belajar yang efektif

Topik a dan c tepat dikembangkan menjadi paragraf eksposisi dan topik b tepat dikembangkan menjadi paragraf persuasi

Menulis Paragraf Naratif

Jika ingin menulis paragraf naratif, Anda perlu memperhatikan langkah-langkah berikut.
1.       Menentukan topik
  1. membuat kerangka
  2. menulis paragraf (mengembangkan kerangka)
  3. mengedit tulisan.

Contoh
Topik : Keadaan Aryo
Kerangka topik
  1. Aryo mahasiswa Fakultas Pertanian IPB tahun ke –5 
  2. Sedang menyusun skripsi akhir
  3. Diterima bekerja di pabrik/perusahaan permen
  4. Gaji cukup, fasilitas menarik
  5.  Ayahnya sudah pensiun tahun lalu
  6. Adiknya masuk perguruan tinggi 
  7. Aryo menyusun skripsi, sambil bekerja
Contoh pengembangan kerangka:
Aryo adalah mahasiswa Fakultas Pertanian IPB tahun ke –5, saat ini ia sedang menyusun skripsi. Karena biaya untuk menulis skripsi tidak ada, ia melamar ke perusahaan permen. Sungguh sangat beruntung, ia diterima di perusahaan tersebut. Gajinya cukup besar di samping itu ia mendapat fasilitas yang cukup menarik. Ayahnya sudah pensiun tahun lalu sehingga kesulitan dalam membiayai pendidikan anak-anaknya. Adiknya yang mau masuk perguruan tinggi menjadi tanggung jawab Aryo. Ia menyusun skripsinya sambil bekerja. Memang Aryo adalah anak yang cerdas dan murah hati.

Menyunting Paragraf

Hal-hal yang perlu Anda perhatikan pada saat menyunting paragraf adalah
1.       kesesuaian isi paragraf dengan topik 
  1. kesesuaian isi paragraf dengan kerangka
  2. penggunaan kalimat yang koherensi (padu), kalimat pertama harus berkaitan dengan kalimat kedua. Kalimat kedua berhubungan dengan kalimat ketiga dst.
  3. ejaan dan pilihan katanya (baku atau tidak, tepat atau tidak)

Contoh
R.A Kartini dilahirkan pada tanggal 21-4-1879 di Mayong Kabupaten Jepara. Ia puteri yang kelima dari Bupati Jepara, R.M. Adipati Sosroningrat. Saudara Kartini berjumlah 11 orang, lima orang puteri dan enam orang putera. Ketika Kartini berumur 7 tahun, ia dimasukkan oleh orang tuanya ke sekolah kelas dua Belanda di kota Jepara.
Penjelasan
Penulisan tanggal 21 -4-1879 seharusnya 21 April 1879.
Penulisan 11 orang seharusnya sebelas orang.
Penulisan 7 tahun seharusnya tujuh tahun.


Unsur Intrinsik Drama

Kerangka karangan
  1. kakek mendorong gerobak
    • siang hari matahari terik
    • berjalan tertatih-tatih
    • mendorong gerobak
    • gerobak berisi barang loak/bekas
  2. kakek beristirahat
    • beristirahat dekat gerobak
    • mengipas dengan koran bekas
    • perut terasa lapar •
    • makan tanpa menghiraukan orang
  3. kakek pulang
    • mendorong gerobak
    • wajah yang ceriah
    • perjalanan jauh
    • rumah kardus di bawah jembatan
    • tiba di rumah
Kerangka tersebut dikembangkan menjadi tiga paragraf. Setiap paragraf memiliki kalimat utama dan beberapa kalimat penjelas. Karangan yang sudah selesai dibaca kembali dan dikoreksi untuk menghindari kesalahan.

Kata penghubung

Ketika membuat paragraf, tentu Anda memerlukan kata penghubung. Kata penghubung tersebut ada yang berfungsi menghubungkan kata dengan kata, kata dengan kelompok kata, kelompok kata dengan kelompok kata, kalimat dengan kalimat, dan paragraf dengan paragraf.
Kata penghubung dibedakan atas
  • kata penghubung intrakalimat
  • kata penghubung antarkalimat.
Kata penghubung intrakalimat adalah kata penghubung yang terdapat di dalam satu kalimat. Misalnya: dan, serta, lagi, tetapi, karena, kemudian, dll. Kata penghubung antarkalimat adalah kata penghubung yang menghubungkan kalimat dengan kalimat (antarkalimat). Misalnya: akan tetapi, oleh karena itu, dengan demikian, dll.

Contoh:
Pada suatu hari Kusno sakit kepala. Ia tahu, bahwa sakit kepala itu segera akan hilang, jikaia dapat mengisi perutnya. Dua hari dua malam tak ada lain yang dimakannya selain daun-daun kayu. Ada terlayang dipikirannya untuk menjual celana 1001 itu, guna membeli sekedar makanan yang pantas dimakan manusia. Akan tetapi, lekas dibuangnya pikiran itu. Jikacelana itu dijualnya, perutnya kenyang buat beberapa detik, tetapi sesudah itu dengan apa akan ditutupnya auratnya? Sekali pula ada niatnya untuk mencuri barang orang lain, tapiTuhan berkata, jauhi dirimu dari curi mencuri dan keluarga Kusno turun-temurun takut kepada Tuhan itu, sungguh pun belum pernah dilihatnya.
Begitulah Kusno tidak menjual celana, tidak mencuri, sering sakit kepala dan hidup dengan daun-daun kayu. Akan tetapi, ia hidup terus sengsara memang, tapi hidup dengan bangga. ...
(Kisah Sebuah Celana Pendek, Idrus)

Menulis Paragraf Argumentatif

Kompetensi dan Indikator

Kompetensi Dasar

Menulis gagasan untuk mendukung suatu pendapat dalam bentuk paragraf Argumentatif

Indikator
1. Menjelaskan pengertian paragraf argumentatif
2. Mengidentifikasi ciri-ciri karangan argumentatif
3. Megidentifikasi jenis karangan argumentatif
4. Menentukan topik paragraf argumentatif
5. Menyusun kerangka paragraf argumentatif sesuai dengan topik
6. Mengembangkan kerangka yang telah disusun menjadi paragraf argumentatif dengan kata-kata baku
7. Mengedit tulisan 

Materi

Pengertian Paragraf Argumentatif

Pengertian Paragraf Argumentatif
Perhatikan dengan cermat gambar pembangunan di samping!

Setelah Anda mengamati gambar tersebut, apa yang Anda lihat? Kira-kira apa pendapat Anda tentang pengaruh pembangunan gedung-gedung bertingkat bagi masyarakat sekitarnya? Sekarang, hasil pengamatan Anda tersebut, cobalah ungkapkan dalam sebuah tulisan berbentuk paragraf argumentatif yang terdiri atas beberapa kalimat. Jika sudah, coba bandingkan tulisan Anda dengan contoh berikut !

Contoh:
Pembangunan gedung-gedung bertingkat untuk perkantoran dan pusat perbelanjaan di sekitar pemukiman masyarakat akan menimbulkan berbagai dampak, baik yang positif maupun yang negatif. Dampak yang positif, antara lain tanah yang mereka miliki harganya akan melambung tinggi. Misalnya, tanah di daerah Tanjung Duren Raya, Jakarta Barat setelah dibangun gedung mal dan apartemen, harganya di atas Rp 8 juta/m. Sedangkan, dampak negatifnya, antara lain penduduk sekitar gedung tersebut kesulitan mendapatkan air bersih karena gedung-gedung tersebut pada umumnya menggunakan jat pump yang kapasitasnya sangat tinggi sehingga air yang dipompa dengan pompa biasa tidak dapat keluar dengan lancar.
Berdasarkan paragraf yang telah Anda baca, tentu Anda dapat menjelaskan pengertian paragraf argumentatif, yakni sebuah tulisan yang isinya bertujuan membuktikan kebenaran suatu pendapat dengan data atau fakta sebagai alasan/ bukti. Dengan kata lain, paragraf argumentatif adalah sebuah karangan yang membuktikan kebenaran tentang sesuatu. Untuk memperkuat ide atau pendapatnya, penulis karangan argumetasi harus menyertakan data-data pendukung. Tujuannya, agar pembaca menjadi yakin atas kebenaran yang disampaikan penulis. Misalnya, karangan berbentuk artikel (http://superbiol.wordpress.com/2008/05/22/konsumsi-air-terkontaminasi-dirasakan-70-persen-warga-indonesia-2/).

 

Ciri-ciri Paragraf Argumentatif

Untuk memahami ciri-ciri paragraf argumentatif, coba Anda baca kembali paragraf yang di bawah ini.
Pembangunan gedung-gedung bertingkat untuk perkantoran dan pusat perbelanjaan di sekitar pemukiman masyarakat akan menimbulkan berbagai dampak, baik yang positif maupun yang negatif. Dampak yang positif, antara lain tanah yang mereka miliki harganya akan melambung tinggi. Misalnya, tanah di daerah Tanjung Duren Raya, Jakarta Barat setelah dibangun gedung mal dan apartemen, harganya di atas Rp 8 juta/m. Sedangkan, dampak negatifnya, antara lain penduduk sekitar gedung tersebut kesulitan mendapatkan air bersih karena gedung-gedung tersebut pada umumnya menggunakan jat pump yang kapasitasnya sangat tinggi sehingga air yang dipompa dengan pompa biasa tidak dapat keluar dengan lancar.


Setelah Anda memahami isi paragraf argumentatif tersebut, dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri paragraf argumentatif adalah (1) ada pernyataan, ide, atau pendapat yang dikemukakan penulisnya; (2) terdapat alasan, data, atau fakta yang mendukung; (3) pembenaran berdasarkan data dan fakta yang disampaikan. Data dan fakta yang digunakan untuk menyusun paragraf argumentatif dapat diperoleh melalui wawancara, angket, observasi, penelitian lapangan, dan penelitian kepustakaan.

Jenis Paragraf Argumentatif
1. Paragraf argumentatif rincian
Jenis paragraf argumentasi rincian adalah paragraf yang berisi pendapat dan alasan penulis yang disertai beberapa rincian. Misalnya, paragraf argumentatif tentang Jiwa Kepahlawanan. Contoh:
Jiwa kepahlawanan harus senantiasa dipupuk dan dikembangkan karena dengan jiwa kepahlawanan, pembangunan di negara kita dapat berjalan dengan sukses. Jiwa kepahlawanan akan berkembang menjadi nilai-nilai dan sifat kepribadian yang luhur, berjiwa besar, bertanggung jawab, berdedikasi, loyal, tangguh, dan cinta terhadap sesama. Semua sifat ini sangat dibutuhkan untuk mendukung pembangunan di berbagai bidang.


2. Paragraf argumentatif contoh
Paragraf argumentasi contoh adalah paragraf yang berisi pendapat dan alasan penulis yang disertai beberapa contoh sebagai bukti bahwa pendapat penulis benar dan tidak dapat disangkal lagi oleh pembaca. Misalnya, paragraf argumentatif tentang Bahan Bakar Alternatif.
Contoh:
Setelah manusia mulai menyadari dampak penggunaan bahan bakar fosil yang dapat membahayakan, manusia mulai berpikir untuk mencari bahan bakar alternatif. Tetapi, apakah bahan bakar alternatif lain yang diusulkan ini dapat efektif? Kita ambil contoh, bioetanol yang berasal dari jagung. Jika kita menggunakan etanol dari jagung ini, maka diperlukan berapa juta hektar lahan jagung untuk memenuhi kebutuhan manusia? Itu akan mengakibatkan dampak lain yaitu berkurangnya lahan tempat tinggal dan lahan hutan. Orang akan membuka hutan dan menjadikannya lahan jagung. Tentunya itu merusak lingkungan bukan?


3. Paragraf argumentatif sebab-akibat
Paragraf argumentatif sebab-akibat adalah paragraf yang dikembangkan dengan menyampaikan terlebih dahulu sebab-sebabnya dan diakhiri dengan pernyataan sebagai akibat dari sebab tersebut.Contoh paragraf argumentatif tentang Kegagalan Panen.
Kemarau tahun ini cukup panjang. Sebelumnya, pohon-pohon di hutan sebagai penyerap air banyak yang ditebang. Di samping itu, irigasi di desa ini tidak lancar. Ditambah lagi dengan harga pupuk yang semakin mahal dan kurangnya pengetahuan para petani dalam menggarap lahan tanahnya. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika panen di desa ini selalu gagal.


4. Paragraf argumentatif akibat sebab
Paragraf argumentatif sebab-akibat adalah paragraf yang dikembangkan dengan menyampaikan terlebih dahulu akibatnya, kemudian dicari penyebabnya. .Contoh paragraf argumentatif akibat sebab tentang Udara Kotor.
Udara di kota-kota industri sangat kotor dengan banyaknya asap hitam hasil pembakaran di pabrik-pabrik. Udara semakin panas sehingga menyebabkan berbagai dampak lingkungan hidup. Es di kutub selatan dan di Greenland mulai mencair. Itulah berbagai akibat yang terjadi karena eksploitasi besar-besaran minyak bumi.

Topik Paragraf Argumentatif

Sebelum Anda menulis paragraf argumentatif, hal yang harus dilakukan adalah menentukan topik. Pertama-tama tentukan terlebih dahulu topik apa yang akan Anda tulis sebelum melakukan penulisan. Topik adalah pokok bahasan yang akan menjadi ide utama sebuah tulisan. Apa saja bisa menjadi topik tulisan. Yang penting Anda menguasai masalah tersebut dan menarik bagi Anda. Jika topik tulisan sudah ditentukan, langkah selanjutnya adalah membuat batasan terhadap topik tersebut. Sebab kadang topik yang Anda tentukan itu masih sangat umum dan luas, sehingga kalau nanti dikembangkan menjadi kurang fokus. Untuk itu perlu dilakukan pembatasan terhadap topik tersebut agar tulisan yang Anda kembangkan menjadi lebih jelas dan fokus. Perhatikan contoh berikut!

Topik       : Disiplin
Subtopik : Disiplin waktu kunci sukses dalam belajar
Pengumpulan Bahan Karangan
Sesudah menentukan topik dan sudut pandang yang jelas, maka langkah selanjutnya adalah mengumpulkan bahan sesuai dengan topik tersebut. Di dalam mengumpulkan bahan ini, Anda dapat melakukan dengan berbagai cara, misalnya mencari buku-buku yang membicarakan masalah tersebut, membaca jurnal atau tulisan ilmiah yang pernah diterbitkan, melakukan pengamatan, melakukan wawancara dengan narasumber, mencari informasi dari surat kabar, atau dari internet, dan bisa juga cara-cara lain yang penting bahan untuk penulisan Anda didapatkan.

Menyusun Kerangka Karangan
Kerangka karangan adalah garis besar dari hal-hal yang hendak ditulis. Dengan kerangka, penulis dimudahkan untuk menuangkan ide secara sistematis, terarah, dan kemungkinan mendapatkan kelengkapan materi.
Langkah-langkah proses penulisan pada akhirnya tetap sama-sama membuat kerangka tulisan baik yang konvensional maupun gaya bebas. Perbedaannya gaya konvensional membuat kerangka dulu baru dikembangkan dalam bentuk kalimat dan paragraf. Sedangkan, gaya bebas. menulis dulu apa saja yang dikethaui dan mengalir saja, baru setelah semua tertulis, kemudian ditentukan inti kalimatnya dan diurutkan sehingga menjadi kerangka. Perhatikan contoh kerangka karangan tentang Perjuangan Seorang Ibu berikut!

Topik : Perjuangan
Subtopik : Perjuangan seorang ibu
Kerangka karangan
1. waktu dalam kandungan
2. pemeliharaan sejak bayi sampai besar
3. memberikan kasih sayang
4. memberikan perhatian 

Mengembangkan kerangka paragraf
Kerangka paragraf yang telah Anda susun, kemudian dikembangkan menjadi sebuah paragraf yang terdiri atas kalimat utama (Kalimat utama adalah kalimat tempat dituangkan topik paragraf/pikiran utama/ ide pokok), jika ada dan kalimat-kalimat penjelas (Kalimat penjelas adalah kalimat yang menjelaskan pikiran-pikiran penjelas). Kalimat utama dapat dituangkan di awal paragraf (deduktif), di akhir paragraf (induktif) , atau di awal dan diulang pada akhir paragraf (deduktif-induktif). Pengembangan kerangka tersebut sebaiknya dengan cara satu pikiran penjelas dikembangkan menjadi satu kalimat penjelas.

Contoh:
Topik        : Perjuangan
Subtopik : Perjuangan seorang ibu
Kerangka karangan
1. perjuangan tiada henti
2. memberikan kehidupan
3. perjuangan pemeliharaan
4. terus memberikan kasih sayang 


Pengembangan:
Perjuangan ibu tampaknya perjuangan yang tiada henti. Sejak kita di dalam kandungan, ibu telah memberikan kehidupan untuk kita sampai melahirkan. Perjuangan itu disambung dengan pemeliharaannya terhadap kita dengan tulus saat kita bayi, anak-anak, hingga masuk dunia pendidikan. Akankah kasih sayang itu berakhir? Tidak. Ibu terus memberikan kasih sayangnya, perhatiannya, dan segala rasa cintanya dengan membimbing kita dalam hidup ini. 
Setelah Anda baca paragraf tersebut, Anda akan mengetahui bahwa kata-kata yang tercetak tebal merupakan kerangka paragraf, sedangkan kata-kata yang dicetak biasa merupakan pengembangan kerangka tersebut.

Kata Baku dalam Paragraf Argumentatif
Kata baku adalah kata yang penulisannya sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia atau sesuai dengan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Sebagai contoh, perhatikan penggunaan kata baku yang tercetak tebal dalam paragraf argumentatif berikut.
Untunglah tubuh kita mempunyai antioksidan yang berasal dari makanan bergizi yang kita makan. Antioksidan ini berfungsi sebagai pelindung mata dari reaksi oksidasi radikal bebas dan sinar ultraviolet sehingga lensa mata kita masih dapat berfungsi dengan normal. Pada sebatang rokok mengandung racun dan bahan kimia yang bersifat sebagai radikal bebas. Apabila konsumsi rokok meningkat, akan semakin banyak antioksidan yang dikorbankan tubuh untuk melindungi lensa mata dan sel-sel tubuh lainnya dari kerusakan. Apabila cadangan antioksidan tubuh menipis, ada sebagian sel-sel tubuh yang tidak dapat dilindungi dari serangan radikal bebas ini. Salah satunya adalah sel-sel protein pada lensa mata. Akibatnya, sel protein menjadi rusak dan menggumpal membentuk endapan yang menghalangi masuknya cahaya ke retina mata. 
Kata baku dan kata tidak baku
Kata baku          Kata tidak baku
  • syarat                     sarat
  • sabtu                      saptu
  • antioksidan           anti oksidan
  • izin                           ijin
  • jadwal                     jadual
  • gizi                          giji
  • sah                          syah
  • apotek                    apotik
  • fungsi                     pungsi
  • teknik                     tehnik
  • karier                     karir
  • ultraviolet              ultra piolet
  • sistem                   sistim
  • kaidah                   kaedah
  • sistem                   system

Baca juga Anekdot  

***





Popular Posts