DIPALANGANA MLUMPAT DITALENANA MEDHOT
Pepatah Jawa di atas
secara harfiah berarti dihalangi (dengan palang kayu) melompat diikat tali akan
memutuskan (tali itu).
Pepatah ini secara
denotatif telah menunjukkan gambaran yang jelas. Dalam pepatah itu digambarkan
bagaimana niat seseorang yang akan menerjang apa saja demi sesuatu yang dituju
atau diharapkannya.
Pepatah ini
menggambarkan tekad seseorang yang tidak lagi bisa dicegah. Hal ini dapat
dicontohkan misalnya pada tentara yang akan maju perang. Tentara yang telah
menyatakan siap atau bersedia berangkat berperang tidak mungkin lagi dihalangi
untuk mengurungkan perangnya jika mereka memang telah sampai pada waktunya
untuk berperang.
Hal yang sama juga sering terjadi pada dua orang yang saling jatuh
cinta. Orang yang sudah terlanjur jatuh cinta pada seseorang umumnya tidak akan
mau mendengar lagi koreksi dari orang lain atas kekasih yang sedang menjadi
objek jatuh cintanya itu, sungguh pun orang yang sedang dijatuhcintai itu
benar-benar memiliki sifat buruk, kelemahan, dan kekurangan di sana-sini. Orang
yang sedang jatuh cinta akan maju terus untuk mendapatkan orang yang
dijatuhcintai itu apa pun resikonya. Ibaratnya dipalangana mlumpat ditalelanana
medhot.***
Baca juga DOLANAN ULA MANDI