AJA KAGETAN



Pepatah Jawa ini secara harfiah berarti jangan mudah kaget atau terkejut.

Secara luas pepatah ini ingin menyatakan bahwa agar hendaknya orang jangan mudah terkejut atau kaget oleh apa pun juga dalam suasana/kondisi bagaimanapun juga. Inti ajarannya adalah bahwa dengan demikian orang akan mudah mengendalikan diri, tenang, dan tidak terombang-ambing oleh apa pun juga.

Hal ini dapat dicontohkan misalnya ada orang yang baru saja dapat uang banyak karena menang lotre, ia menjadi terkejut (terkejut senang). Rasa keterkejutan itu biasanya lalu berkembang-menjalar ke rasa heran, gumun. Gumun membuat orang mudah menjadi ingin (berhasrat). Oleh karena terkejut itu maka orang tersebut menjadi bingung sendiri dengan apa yang baru didapatkannya itu. Akhirnya ia tidak bisa mengendalikan diri dan menghambur-hamburkan apa yang baru saja didapatkannya tanpa tujuan dan manfaat yang jelas.

Contoh lain dapat disebutkan misalnya, ada orang yang oleh karena selama hidupnya tidak pernah mempunyai kedudukan atau semacam jabatan apa-apa, tiba-tiba pada suatu ketika ia diberi kedudukan atau jabatan. Oleh karena kaget (kaget senang), ia langsung berubah. Ia ingin menunjukkan dirinya pada orang lain bahwa dirinya sekarang punya jabatan, bahwa dirinya punya kekuasaan. Oleh sebab itu ia merasa semua itu harus ditunjukkan, diproklamasikan kepada orang lain. Caranya pun bisa bermacam-macam. Mulai dari berlagak lain, bergaya lain atau sok yang mungkin dalam bahasa Betawi diistilahkan sebagai belagu.

Ada juga yang kemudian malah menunjukkannya dengan cara menindas bawahan atau orang yang dianggap sebagai bawahan atau yuniornya. Berlagak seperti orang yang paling kuasa. Bahkan kadang-kadang ia lalu lupa bahwa dirinya hanya diberi mandat untuk memimpin/mengelola, bukan berkuasa apalagi sok kuasa. Lebih-lebih yang memproduksi kekuasaan.

Dapat juga hal semacam itu dicontohkan dengan perilaku petugas pengamanan yang justru sering berlagak lebih galak daripada orang yang mesti dijaganya (majikannya). Hal semacam ini sesungguhnya akibat dia belum pandai mengelola perasaan dan pikirannya sehingga yang terjadi adalah apa yang disebut sebagai kaget atau kagetan oleh orang Jawa.
Pepatah ini sering dirangkaikan menjadi satu deret frasa yang berbunyi aja kagetan, aja gumunan, aja dumeh oleh orang Jawa.***

Popular Posts