AJA DUMEH
Pepatah Jawa ini secara
harfiah berarti jangan karena. Secara lebih luas pepatah ini ingin mengatakan
bahwa menjadi orang itu jangan karena sesuatu lalu bersikap kurang baik. Salah
satu perumpamaan misalnya, ada orang yang cukup punya harta lalu ia lupa
daratan. Ia menjadi sombong dan merasa bahwa dunia adalah miliknya serta
menganggap remeh orang-orang yang tidak memiliki harta sebanyak dia.
Contoh lain lagi dapat
digambarkan pada orang yang menduduki jabatan tinggi atau katakanlah berkuasa.
Oleh karena kedudukan atau kekuasaannya itu ia menjadi sewenang-wenang. Merasa
semua orang bisa ditekan, bisa diperintah, dan diapa pun juga sesuai dengan
keinginannya.
Aja dumeh dapat juga
dicontohkan dengan menggambarkan orang yang cantik atau seksi katakanlah yang
menjadi bintang atau bunga di wilayahnya. Oleh karena itu ia menjadi sombong.
Merasa semua laki-laki bisa ditaklukkannya. Bisa dipermainkannya. Karena sering
dipuja sebagai gadis cantik ia merasa tidak ada lagi gadis cantik selain dia.
Oleh karena banyak digandrungi pria ia menganggap semua pria pasti takluk di
kakinya.
Aja dumeh dapat juga
terjadi pada orang yang minim. Oleh karena orang itu merasa minim (miskin,
cacat, dan seterusnya) ia justru memanfaatkan kemiskinannya misalnya untuk
ngutil, mencuri, menipu, dan sebagainya. Oleh karena merasa dirinya cacat
secara fisik misalnya, ia justru menjual kecacatannya untuk mengemis, menjual
belas rasa belas kasihan. Dumeh mlarat terus nyolong atau dumeh sikile buntung
terus ngemis dan mengiba-iba di perempatan dan sebagainya.***
Baca juga AJA KAGETAN