Resensi Film: “Now You See Me”, Menggangsir Bank dengan Sulap
DALAM dunia sulap, ada tiga hal penting yang mutlak harus terjadi
dalam adegan trick untuk ‘memperdaya’ orang
lain. Ketiga hal itu adalah unsur kepercayaan, kecepatan mengalihkan perhatian
penonton (distraction), dan kelihaian serta kecepatan melakukan trick yakni ‘menipu’ penonton demi sebuah
pertunjukan hiburan. Namun, empat sekawan tukang sulap profesional dengan nama
panggung The Four Horsemen sangat piawai memanipulasi ketiga hal tersebut untuk
sebuah tujuan lain, yakni menumpuk kekayaan.
Caranya dengan
menggangsir brankas sebuah bank di Paris. Kali ini, mereka melakukan teknik
perampokan bank itu di atas panggung pertunjukan sulap. Dan semua orang dibuat
jadi terkesima oleh keempat anggota The Four Horsemen yakni Daniel Atlas (Jesse
Eisenberg), Henley Reeves (Isla Fisher), Jack Wilder (Dave Franco) and Merritt
McKinney (Woody Harrelson).
Mereka tampil ke
panggung atas jasa Arthur Tressler (Michael Caine), bos besar sebuah perusahaan
asuransi.
Dendam sejarah
Namun ada satu orang yang tidak mau terperdaya oleh segala macam trick mainan The Four Horsemen ini. Dia adalah
Thaddeus Bradley (Morgan Freeman). Sejak dari sono-nya dia sangat berambisi
ingin ‘menguliti’ para tukang sulap profesional dan
kemudian bisa menjual rahasia tipu daya tukang sulap ke media demi segepok
uang.
Di pihak lain, Dyland Rhodes (Mark Ruffalo) –seorang agen FBI– dibuat kesal dan kewalahan oleh ulah The Four
Horsemen. Pun pula Alma Vargas (Mélanie Laurent) –seorang
anggota Interpol dari Paris– yang juga berkepentingan membuka jejak rahasia
kelompok The Four Horsemen ini. Mereka dibuat keki, terlebih setelah komplotan
pesulap-penggarong bank ini berhasil
menggangsir brankas bank di Paris dan kemudian ‘menerbangkan’ ang hasil curian tersebut ke atas panggung permainan sulap di Las
Vegas.
Sekali lagi, dalam dunia sulap ada satu kata ajaib yang tak
pernah dilupakan: adakadabra dan wuzz….wuzz maka
terjadilah apa yang mereka inginkan. Jauh-jauh hari sebelum mereka naik ke
panggung pentas sulap di Las Vegas, kelompok The Four Horsemen itu sudah lari
duluan ke Paris dan menyaru diri sebagai petugas bank untuk kemudian menggarong
brankas tersebut.
Jadi, keunggulannya
adalah ‘menghadirkan’ sebuah peristiwa masa lampau di masa sekarang dengan
teknik sulap dan hipnotisme.
Namun, itu semua tak menggoyahkan Bradley. Ia tetap bernafsu
ingin menelanjangi ‘kejahatan’ sulap komplotan The Four Horsemen sampai
akhirnya sampai pada kesimpulan: Pasti ada orang kelima dalam komplotan sulap
ini yang menjadi ‘agen’ untuk melakukan penyamaran dan menjadi aktor di balik
skenario perampokan fantastik tersebut. Termasuk, ketika The Four Horsemen
berhasil menggarong di depan ribuan penonton brankas milik Arthur Tressler dan
kemudian menyuntikkan dana hasil rampokan itu ke sejumlah rekening penonton dalam
waktu real time in the real show.
Baru di ujung film,
semua menjadi jelas: agen FBI Dyland Rhodes ternyata justru orang kelima dalam
kelompok The Four Horsemen ini. Mereka menggarong Tressler karena dendam
sejarah. Ayah Rhodes tewas kecelakaan dan klaim asuransinya tidak dibayar oleh
Tressler.
Lalu apa yang istimewa dalam Now You See Me ini?
Jelas, film ini berbobot lantaran skenario ceritanya yang
fantastis. Karakter masing-masing pemeran tukang sulapnya superb! Ada punya aksen bahasa Inggris sangat khas, ada
yang sedikit urakan, ada yang cerdas membaca ‘isi pikiran’ orang dan tentu saja
agen FBI yang sekali waktu tampak bloon karena memang mengkasting dirinya
seperti itu.
Ini film cerdas dan
digarap dengan sangat serius dengan tingkat kerumitan jalan pikir para penyulap
yang sedemikian cepat arus ceritanya hingga kadang tak mudah diikuti nalar.
Namun, justru di sini kehebatan film garapan sutradara Perancis Louis
Leterrier. Belum lagi kalau harus bicara cantiknya sosok seorang Parisienne
–Mélanie Laurent—sang pemeran agen Vargas. Terutama ketika dia membiarkan
rambut blonde-nya tergerai liar saat bercengkerama di atas Le Pont de Neuf di
Sungai Seine.
Sungguh, Mélanie Laurent ini sekali waktu mengingatkan kita pada sosok Catherine Deneuve –La Marianne—simbol keindahan
perempuan Perancis yang selalu diwarnai dengan ciritrès chic, fabouleuse, et mignone!***
Baca juga Resensi Film: “Fast & Furious 6”, Melibas Kejahatan demi Semangat Korsa
Baca juga Resensi Film: “Fast & Furious 6”, Melibas Kejahatan demi Semangat Korsa