Resensi Film: “Fast & Furious 6”, Melibas Kejahatan demi Semangat Korsa
GARA-gara kekasihnya ditengarai terlibat mafia kejahatan kelas berat pimpinan Owen Shaw (Evans), Dominic Toretto (Vin Diesel) mau turun ke gelanggang. Atas desakan agen keamanan nasional Luke Hobbs (Dwayne Johnson), Torreto datang membantu pemerintah AS menjejak rekam kejahatan Owens dan tangan kanannya Letty Ortiz (Michelle Rodriguez) yang tak lain adalah mantan kekasih Loretto yang dikabar telah tewas.
Ternyata Letty ‘hidup kembali’, namun seluruh memorinya hilang dan malah menjadi mesin pembunuh yang menghantui aparat keamanan AS. Demi bisa membawa pulang Letty ke dalam ‘keluarga’ kumpulan para perampok-pembalap inilah, Loretto mengiyakan permintaan Hobbs. Tapi dengan satu syarat: nama baik mereka dipulihkan dan seluruh catatan kriminal mereka sebelumnya dinyatakan “dihapus” dari catatan pengadilan dan polisi.
Yang terjadi selanjutnya adalah drama kebut-kebutan dan adegan eksyen yang menawan.
Fast & Furious memanglah film dengan kemasan utama: jago ngebut, ahli memodif mesin, dan tentu saja tahan banting melawan segala kesulitan. Nilai jual inilah yang membawa Fast & Furious 6 menjadi tontonan laris di kalangan anak-anak muda penggila dunia otomotif.
Untuk publik Indonesia, bisa jadi munculnya aktor Indonesia Joe Taslim yang dikasting sebagai jago kepruk ikut mendulang kepopuleran film serial dengan kemasan kebut-kebutan ini.
Di akhir cerita, semangat korsa (l’esprit de corps) inilah yang akhirnya membawa komplotan pencuri-penjahat ini berhasil reuni, lengkap dengan keluarganya, sekalipun satu anggota mereka tewas.***
Baca juga Resensi Film: “Iron Man 3”, Kejahatan Muncul dari Diri Sendiri
Baca juga Resensi Film: “Iron Man 3”, Kejahatan Muncul dari Diri Sendiri