MENENG WIDARA ULEREN


Pepatah Jawa di atas secara harfiah berarti diam widara (mengandung) ulat. Widara adalah nama jenis tanaman sebangsa kacang-kacangan. Buahnya yang berbentuk polong (seperti kacang buncis) sering kelihatan demikian mulus di luar. Akan tetapi ketika dibuka di dalamnya sering mengandung banyak ulat. Ulat-ulat ini memakan isi atau biji dari buang polong tersebut.

Pepatah ini ingin menggambarkan kondisi seseorang yang kelihatannya pendiam dan baik-baik saja, namun hatinya menyimpan segala macam rencana jahat dan tidak murni sehingga ketika tiba saatnya segala kejahatannya itu bisa dikeluarkan dengan berbagai bentuk atau cara dan akhirnya mencelakakan atau menjatuhkan orang lain.
Pepatah ini ingin mengajarkan bahwa diam tidak selamanya berarti emas. Diam bisa berarti pengelabuhan. Diam bisa berarti penyembunyhian dari sebuah rencana yang tidak murni. Diam juga bisa berarti ketidaktahuan, kepura-puraan, ketakutan mengambil resiko dan tanggung jawab, atau bahkan juga kemunafikan.***
Baca juga MERANGI TATAL

Popular Posts