Resensi Film: “The Red Dog”, Saatnya Anjing Mengatur Hidup Manusia

SEORANG peneliti psikologi bernama Ivan Pavlov terkenal dengan eksperimennya tentang perilaku anjing. Intinya, kata Pavlov (1849-1936), perilaku anjing bisa dikendalikan oleh manusia melalui seperangkat mekanisme ‘alat kontrol’. Misalnya, dengan membunyikan bel atau piring, maka naluri instingtif anjing akan terstimulasi untuk bereaksi misalnya dengan njegug tanda lapar atau lainnya.
Film khas nuansa Australia dengan judul The Red Dog seakan menjungkirbalikkan teori Pavlov tersebut. Kali ini, bukannya anjing yang diatur dan dikendalikan perilakunya oleh manusia. Yang terjadi sebaliknya, anjing malah menentukan nasib dan perjalanan hidup manusia.
Saya menonton film sangat bagus ini di tengah malam super dingin di Southport, Dover, Tasmania. Dengan sedikit introduksi dari Kevin, seorang penyanyang binatang dan khususnya anjing jenis Australian catle dog, maka The Red Dog seakan menjadi kisah tentang perjalanan manusia yang ‘disetir’ oleh anjingnya.
Tentu, konteksnya di sini bukan hubungan sebab-akibat. Melainkan lebih bagaimana manusia –karena saking cintanya kepada seekor anjing—bisa menemukan ‘perjalanan hidupnya’ yang lebih berarti. Padahal, sesungguhnya The Red Dog adalah anjing buangan tanpa tuan yang sekali waktu ditemukan orang di pinggir jalan.
Namun, karena The Red Dog ini menampakkan kecerdasan dan ikatan emosionalnya yang dalam terhadap manusia, maka sekumpulan orang menjadi terikat secara emosional pula dengan  anjing jenis kelpie dengan bulu warna merah ini.
Mengatur perjalanan hidup manusia
Justru karena film ini diangkat dari kisah nyata, maka The Red Dog sungguh mengena pada eksistensi manusia yang sejatinya sayang binatang, khususnya anjing.
Dampier –sebuah kota kecil di permukiman penduduk pekerja tambang di Western Australia—adalah lokasi dimana The Red Dogmenunjukkan eksistensinya sebagai ‘pengatur’ hidup manusia. Jack Collins (Noah Taylor) berkisah pada Thomas (Luke Ford), Red Dog yang tengah sekarat namun tak jadi ditembak itulah yang mengubah kisah hidup banyak orang di Dampier.
Kisahnya terjadi di Dampier, Western Australia, tahun 1970-an, ketika Red Dog –seekor kalpie tanpa tuan—terdampar di jalanan ketika Thomas dan istrinya tengah melaju truknya. Semula mereka benci dengan anjing, namun begitu melihat kecerdasan kelpie warna merah ini maka seterusnya pasangan muda yang baru pindah rumah ini pun jatuh hati pada anjing tanpa nama ini. Lantaran warnanya merah, mereka sepakat menamainya Red Dog.
Akhirnya, Red Dog jatuh ke tangan John Grant (Josh Lucas) yang setia menjaga dan memeliharanya. Red Dog inilah yang juga mempertemukan John dengan Nancy (Rachael Taylor) yang kemudian dia pacari. Juga karena Red Dog inilah, Nancy akhirnya malah menikah dengan Thomas setelah John kedapatan tewas karena motornya menabrak kangguru di jalanan.
Karena Red Dog ini pula, Jack Collins berhasil menikahi seorang perawat dan kemudian memberinya anak-beranak. Semua terjadi, karena Red Dog ditembak dan bersama teman-teman pekerja tambang lainnya Jack membawa Red Dog ke dokter hewan untuk perawatan. Saking seringnya bertemu dengan pembantu dokter hewan di situ, maka Jack pun jatuh hati kepada sang perawat gara-gara harus membawa Red Dog berobat.
The Red Dog hasil besutan sutradara Australia Kriv Stenders sejatinya film tentang anjing yang mampu membawa keberuntungan pada manusia. Saking cintanya kepada almarhum tuannya John Grant, Red Dog bahkan sampai melacak kuburnya sampai ke Jepang segala. Tentu ini berlebihan. Namun yang penting pesan utama film ini tak lain adalah bicara tentang binatang yang punya ‘hati’ terhadap manusia.
Saking sayangnya warga Dampier terhadap Red Dog ini, sebuah patung besar anjing jenis kelpie kini berdiri tegak di kota kecil di Western Australia ini.
The Red Dog adalah film bagus, teristimewa ketika bicara tentang pola relasional manusia dengan binatang (anjing) dan pola relasi inilah yang akhirnya membuat komunitas pekerja tambang di Dampier menjadi lebih hidup dan semarak.***
Baca juga Resensi Film: “The Hobbit: The Desolation of Smaug”, Membangunkan Naga Pemarah dari Tidur Panjangnya

Popular Posts