Resensi Film: “Cellular”, Melongok Polisi Jahat Bernama Jason Statham
JARANG kita melihat actor Inggris
Jason Statham melakoni peran jahat. Aktor berpenampilan kalem namun sangar
kalau harus duel melawan musuh di seluloid film kali ini didapuk sebagai polisi
kotor. Ia bermain dua muka; sekali waktu –sesuai moto polisi—melakoni perannya
yakni to serve and to protect. Namun, banyak waktu lainnya justru menggarong
keamanan masyarakat –hal yang sebenarnya menjadi tugas dia.
Tampil sebagai Ethan Greer –seorang reserse LAPD—Jason
sungguh garang di hadapan Jessica Martin (Kim Basinger). Ia menculiknya dan
menjadikan guru IPA sekolah menengah ini sebagai tawanan dan jaminan untuk bisa
mendapatkan rekaman pembunuhan terhadap mafia narkoba. Kaset rekaman ini
menjadi vital, karena inilah satu-satunya bukti yang bisa menunjukkan Ethan
Greer bermain dua muka di masyarakat: menjadi polisi dan penjahat sekaligus.
Badge sebagai polisi justru dimanipulasi untuk
kepentingan menggarong. Dia tidak sendirian, melainkan bersama komplotan yang beranggotakan sejumlah polisi kotor yang suka
uang haram. Tentu saja, uang haram itu mereka kumpulkan dari jaringan mafia
narkoba yang seharusnya mereka gantung atas nama demi terciptanya masyarakat
bersih dan bebas narkoba.
Uang adalah segalanya bagi Ether Green.
Untunglah, sebagai guru science Jessica Martin
cukup piawai memutar kembali rekaman rangkaian telepon (redial) hingga akhirnya dia bisa tersambungkan dengan Ryan Hewitt (Chris Evans). Berkat kegigihan Ryan inilah, Jessica
Martin bisa terhubungkan dengan detektif Desk Sergeant Mooney (William H. Macy)
yang punya jiwa korsa murni sebagai polisi: to serve and to protect.
Kisah perjuangan duet Ryan dan detektif Bob Mooney inilah yang mewarnai film dengan judul tidak biasa:
Cellular. Dan gambar sorot ini menjadi sangat menarik, justru karena di layar
lebar produksi tahun 2004 ini Jason Statham berperan sebagai penjahat untuk
pertama kalinya.
Jalinan upaya mendeteksi keberadaan Jessica
Martin terbantu berkat adanya jaringan telepon selular yang di tahun 2004 masih
merupakan ‘barang mewah’ untuk bisa melakukan teleconference.***
Baca juga Resensi Film: “Hummingbird”, Masa Lalu Jadi Energi Kehidupan
Baca juga Resensi Film: “Hummingbird”, Masa Lalu Jadi Energi Kehidupan