Resensi Film: “Runner Runner”, Mana Ada Bandar Judi Pernah Merugi?
MAIN api, maka akan kena sulut panas. Main air, ya akan teles kebes (basah). Itu pepatah lama. Di dunia bisnis perjudian, agaknya berlaku adagium sama: sekali kecebur masuk dalam enaknya gelimangan uang panas hasil perjudian, maka keluar dari lingkaran setan itu takkan mudah.
Richie Furst (Justin Timberlake) –mahasiswa gemilang di Princeton University—kecemplung tak sengaja di dunia bisnis perjudian, tak lama setelah pertemuannya dengan Ivan Block (Ben Affleck) –seorang bos mafia perjudian bertangan dingin—yang berdomisili di Costa Rica. Ia menepi dari daratan AS ke Costa Rica agar FBI yang memburunya gagal meringkusnya.
Namun, dalam perjalanan waktu dan dengan bantuan Rebecca Shaffran (Gemma Arterton), semua borok judi Block berhasil dibongkar oleh Richie. Kepentingan itu pula yang memaksa agen FBI Shavers mendesak Richie agar bersedia menyerahkan segala bukti kejahatan perjudian Block. Richie tak terkutik, apalagi ayahnya dijadikan ‘sandera’ oleh kawanan mafia Block di Costa Rica.
Apa yang menarik dari film sederhana dengan cerita liku-liku perjudian bodong ini tak lain adalah umpan yang biasa diunggulkan Ivan Block: Bandar judi mana pernah rugi dalam mengelola bisnis judi? Keyakinan itu pula yang membuat Richie yang semula tak mau bersentuhan dengan ‘dosa sosial’ akhirnya menerima tawaran itu dengan sebuah tujuan ‘mulia’. Yakni, menguliti The House –nama sandi Ivan Block untuk menyebut dirinya dan organisasi judinya sebagai Bandar yang takkan pernah merugi.
Menekuk habis Sang Bandar di Antigua adalah akhir perjalanan Richie dalam Runner Runner.
Tidak banyak tembakan di sini. Yang ada hanyalah skenario sederhana, namun membungkus persoalan besar di balik gegap gempitanya praktik judi online yang kini kian marak di semua sudut dunia. Indonesia pun takkan luput dari fenomena judi online ini.
Ayolah kawan mulai sadar diri: sekali terjerumus dalam judi, maka masa depanmu akan ada di tangan Sang Bandar. Nah, mana pernah ada dalam sejarah judi berani menyebutkan sang Bandar pernah merugi mengelola bisnis judi?
Yang rugi ya kita-kita ini. Dipermainkan oleh sebuah sistem canggih tak kasat mata yang membuat duit amblas, sementara Sang Bandar bisa menari-nari nikmat di atas penderitaan para penjudi yang berhasil dia bekuk dengan tipu muslihat.***
Baca juga Resensi Film: “2 Guns”, Skandal Uang Panas
Baca juga Resensi Film: “2 Guns”, Skandal Uang Panas