Resensi Film: “The Cold Light of the Day”, Enigma Keluarga CIA

APA rasanya ketika tiba-tiba seluruh anggota keluargnya hilang seperti ‘ditelan’ ombak lautan? Bingung, frustrasi namun juga penasaran. Will Shaw yang tengah liburan di Spanyol untuk menemui keluarganya tiba-tiba dihadapkan pada situasi tersebut: keluarganya hilang tanpa bekas di sebuah perairan Spanyol, ketika dia baru saja menceburkan diri berenang ke laut.
Ternyata, keluarganya diciduk oleh mafia agen-agen CIA. Padahal, ayahnya Martin Shaw (Bruce Willis) sendiri juga seorang agen CIA senior. Maka, sebuah enigma besar pun melanda hati dan pikiran Will. Ia bertanya, mengapa dan bagaimana bisa ayahnya yang seorang agen senior CIA harus diringkus oleh agen-agen sejawatnya sendiri dari Langley di Virginia –Markas Besar CIA.
Inilah serunya film dengan judul heboh: The Cold Light of the Day.
Yang terjadi tidak saja baku tembak antar agen-agen CIA yang berseberangan kepentingan, tapi juga kebut-kebutan di jalanan nan eksotik di sebuah kawasan wisata di Espana.
Karakter agen senior CIA Jean Carrack yang berhati dingin dimainkan dengan mumpuni oleh aktris kawakan Sigourney Weaver. Dalam pertemuannya dengan Carrack yang menagih janji atas koper rahasia, Martin tiba-tiba dieksekusi oleh penembak jitu (Joseph Mawle).
Selanjutnya adalah adegan berburu maut dan upaya memecahkan enigma keluarga itu antara Will dengan Carrack di jalanan di jalur sibuk Madrid. Dalam petualangan laga inilah, tanpa sengaja Will dipertemukan dengan Lucia Caldera (Verónica Echegui) yang ternyata adiknya sendiri dari rahim ibu yang berbeda.
Belakangan diketahui, Tom adalah nama samaran ayahnya Martin Shaw di kalangan mafia intelijen di Spanyol. Dan dalam pengembaraan di Spanyo itu pula, ayahnya sudah lama mengencani perempuan Espana hingga hamil dan kemudian melahirkan Lucia.
Mereka berdua baru tahu kalau ayah mereka berurusan dengan jaringan intel Mossad dari Israel. Martin Shaw membawa lari sebuah koper berisi data penting dari rahasia milik Mossad. Untuk itulah, Mossad yang diwakili oleh Zahir lantas mengajak bekerja sama dengan CIA guna mengejar Martin Shaw kemana pun dia berada.
Kali ini, CIA versus CIA dibantu oleh Mossad. Benar-benar sebuah enigma (teka-teki) intelijen yang menarik.***
Baca juga Resensi Film: "RIO 2" Sebuah Perayaan Warna, Nada dan Gaya ala Samba

Popular Posts