DIGARUA DILUKUA SUKET GRINTING TETEP MENDHELES


Pepatah Jawa di atas secara harfiah berarti digaru pun dibajak pun rumput grinting tetap hidup (survive).

Rumput grinting adalah jenis rumput yang memiliki kemampuan agak berlebihan dalam hal bertahan hidup dibandingkan rumput jenis lain seperti rumput teki, rumput gajah, rumput manila, dan sebagainya. Bahkan rumput ini mampu bertahan hidup di lahan yang tandus dalam musim kemarau sekalipun pertumbuhan daunnya menjadi minim. Ketika terkena mata bajak dan garu pun rumput ini akan tetap terus hidup selama akarnya bersinggungan dengan tanah.

Pada masa lampau suket grinting ini digunakan sebagai simbol bagi suku Kalang yang hidup di Jawa Tengah dan Yogyakarta. Suku Kalang digambarkan sebagai suku yang gigih bekerja, ulet, pandai berhemat dan pintar mengelola keuangan, serta memiliki keahlian di bidang kerajinan, pertukangan, dan perdagangan. Oleh karena keuletan, kegigihan, keterampilan, serta kuatnya mereka dalam penderitaan mengakibatkan mereka digambarkan tetap survive di tengah keadaan yang bagaimanapun. Intinya, mereka merupakan suku yang tahan menderita dan memiliki banyak akal serta keterampilan.
Orang yang tahan menderita dan menjalani hidup dalam keadaan serba sulit diibaratkan seperti rumput grinting yang tetap hidup sekalipun digaru dan dibajak.***

Popular Posts