DERMAN GOLEK MOMONGAN
Pepatah Jawa di atas
secara harfiah berarti orang (wanita) yang memiliki banyak anak mencari
momongan (anak asuhan).
Istilah derman dalam
khasanah budaya Jawa berarti wanita yang memiliki banyak anak (sugih anak).
Istilah golek diartikan mencari dan momongan adalah anak asuh. Wong/orang
derman yang identik dengan memiliki banyak anak tentu akan direpotkan oleh
urusan anak. Di samping orang yang bersangkutan harus mengasuh, ia juga harus
memberi makan, pakaian, papan, dan lain-lain. Pendeknya ia akan direpotkan oleh
urusan anak yang harus menjadi tanggung jawabnya. Dalam kondisi demikian
menambah anak asuh bisa dianggap sebagai tindakan yang bodoh sekaligus akan
merepotkan dan merugikan diri sendiri dan keluarganya.
Gambaran yang dinyatakan
dalam pepatah ini ingin menegaskan tentang orang yang sudah memiliki banyak
anak namun masih juga mencari anak orang lain untuk diasuh. Kerepotan dan
kebutuhan dana yang tidak sedikit untuk mengasuh anak sendiri saja belum tentu
beres apalagi jika ditambah dengan tanggungan untuk mengasuh anak asuh
(angkat).
Derman golek momongan ingin menyatakan tentang orang yang sudah memiliki
banyak permasalahan atau tanggung jawab yang masih harus diselesaikan, namun
masih juga mendapatkan/menambah persoalan lain yang belum tentu bisa
diselesaikan juga. Pendeknya, orang yang telah penuh dengan permasalahan masih
juga menambah-nambah masalah baru sehingga merepotkan dan merugikan dirinya
sendiri. Bahkan orang lain juga dirugikan.***
Baca juga DESA MAWA CARA NEGARA MAWA TATA