CUPLAK ANDHENG-ANDHENG ORA PERNAH PANGGONANE BECIK DISINGKIRAKE
Pepatah Jawa di atas
secara harfiah berarti cuplak (sebangsa kutil) tahi lalat tidak berketentuan
tempatnya (lebih) baik disingkirkan.
Cuplak atau kutil dan
tahi lalat memang tidak pernah bisa ditentukan tempat tumbuhnya. Keduanya bisa
tumbuh di permukaan kulit di bagian anggota tubuh mana pun. Cuplak, kutil, atau
tahi lalat secara umum menimbulkan noda di permukaan kulit. Menjadikan kulit
tidak mulus dan bahkan sering menimbulkan gangguan pada kulit. Sekalipun sering
tidak mematikan, namun keduanya sering menimbulkan kerisauan atau stress bagi
yang menyandangnya. Lebih-lebih tempat tumbuhnya juga semau-maunya.
Cuplak andheng-andheng
dalam pepatah ini digunakan untuk menggambarkan perilaku atau tabiat seseorang
yang selalu membuat rugi orang lain. Pendeknya orang yang berhati dan bertindak
jahat. Orang seperti ini apabila ditempatkan di mana pun akan selalu
merugikan/menyengsarakan orang lain atau lingkungan. Rugi dalam hal ini tidak
selalu berarti rugi materiil, namun juga merugi dalam hal-hal yang bersifat
imateriil.
Pepatah Jawa di atas menyebutkan bahwa hal demikian sebaiknya
disingkirkan. Hal ini berarti bahwa orang-orang berhati dan bertindak jahat
memang sebaiknya dipinggirkan agar jangan sampai mengganggu dan merugikan orang
lain atau lingkungan yang sudah, sedang, atau lebih baik.***
Baca juga DERMAN GOLEK MOMONGAN