ASU BELANG KALUNG WANG


Pepatah Jawa di atas secara harfiah berarti anjing belang berkalung uang.

Di dalam masyarakat Jawa ada anggapan bahwa anjing adalah jenis binatang rendah. Rendah karena banyak dari sifat anjing yang tidak disukai. Entah karena suka mengigit orang, menggonggong orang, menggondol segala macam benda, kotorannya mengandung banyak penyakit dan sangat bau, suka menjilati apa saja, dan seterusnya. Kerendahan derajat anjing mungkin juga karena ia divonis sebagai binatang haram. Oleh karena dianggap demikian rendah, maka kata-kata asu biasa digunakan untuk memaki.

Anjing berbulu belang adalah jenis anjing yang pada masa lalu tidak disukai oleh masyarakat Jawa. Anjing berbulu belang oleh masyarakat Jawa dianggap sebagai anjing cluthak ‘rakus’. Cluthak sebenarnya tidak hanya berarti rakus, namun dapat diartikan sebagai memakan atau mau mengambil segalanya yang bukan menjadi milik atau haknya. Dengan demikian asu belang merupakan jenis anjing yang lebih rendah statusnya daripada anjing-anjing biasa.
Secara luas pepatah ini ingin menyatakan tentang kedudukan atau status orang yang dianggap demikian rendah di dalam masyarakat, namun ia memiliki harta atau kekayaan yang sangat banyak. Sekalipun dianggap tidak memiliki derajat atau kelas social, ternyata orang yang bersangkutan memiliki kekayaan (wang) yagn melimpah.***

Popular Posts