ANA CATUR MUNGKUR
Peribasaha Jawa di atas
secara harfiah berarti ada pembicaraan atau omongan memunggungi (pergi).
Secara luas peribahasa
di atas ingin menerangkan tentang orang yang tidak suka mencampuri urusan orang
lain. Jadi, ketika ada orang membicarakan orang lain (ngrasani) orang yang
dimaksud kemudian mungkur atau meninggalkan arena ngrasani atau arena gosip
tersebut. Hal demikian dilakukan agar tidak terjadi fitnah atau permasalahan
baru.
Catur dalam bahasa Jawa berarti omong, omongan, atau pembicaraan. Akan
tetapi dalam peribasaha tersebut catur dimaknai secara negatif. Hal ini juga
berlaku dalam kalimat misalnya, aja nyatur alaning liyan ‘jangan membicarakan
kejelekan atau keburukan orang lain’.***
Baca juga ANAK-ANAKAN TIMUN