Resensi Film: “American Heist”, Perampok Juga Manusia

HIDUP ini sulit. Apalagi bermodalkan pengetahuan yang minim, kondisi keuangan yang tipis, dan relasi yang terbatas, maka peluang untuk memiliki hidup yang nyaman tampaknya jauh sekali dari realita. Tetapi bukan berarti hidup yang demikian itu kering seolah tanpa kasih.
Mencari solusi hidup
Kurang lebih itulah keadaan yang dialami oleh Frankie (Adrien Brody) dan James (Hayden Christensen dalam film American Heist. Kakak beradik ini berjuang untuk mendapatkan hidup yang lebih layak. Namun keduanya jauh dari kesempatan tersebut.
James bekerja di bengkel mobil. Pendapatannya pas-pasan. Sedang Frankie baru saja dibebaskan setelah mendekam selama sepuluh tahun di penjara. Bagi Frankie, mantan kriminal tentu tak mudah mendapat pekerjaan.
Frankie pesimis untuk bisa sukses. Melihat nasib adiknya yang memprihatinkan, ia berinisiatif mengajak dalam bisnisnya. Frankie membawa James kepada Sugar (Akon) and Ray (Tory Kittles), pasangan perampok bank yang dingin. James akhirnya dilemparkan dalam dunia kriminal.
“Mungkin dengan merampok bank, kita akan mendapat kehidupan yang lebih baik,” demikian keyakinan Frankie saat mengajak James terlibat dalam persekongkolan penjahat untuk merampok bank di New Orleans. Merampok bank dianggap sebagai solusi dari kesulitan hidup mereka.
Akan tetapi hal sebaliknya yang terjadi. Gerombolan perampok ini tidak mendapat apa-apa dari rampokannya. Alih-alih satu persatu tewas dimakan timah panas. Hanya tinggal satu yang hidup yakni James.
Hati perampok
Lepas dari soal merampok bank, marilah belajar dari relasi kakak beradik Frankie-James dalam film yang diproduksi di Toronto ini. Mereka berdua sudah tidak memiliki siapa-siapa lagi. Frankie hanya mempunyai James, sang adik. Dan sebaliknya.
Frankie, setelah keluar dari penjara, berjuang keras untuk berdamai dengan adiknya. Namun James enggan membuka tangan kepada Frankie. Bagi James, Frankie hanya membawa kesusahan. James merasa sejak remaja telah ditelantarkan oleh kakaknya.
Hebatnya Frankie adalah, ia masuk ke dalam relasi penuh kasih sebagai saudara. Status mantan napi dan kehidupannya yang kacau tidak bisa menutupi betapa besar sayangnya kepada si adik. Di balik tubuhnya yang penuh tato dan omongannya yang kasar, terdapat hati yang penuh kasih. Hati perampok yang penuh kasih kepada adiknya.
Niatnya untuk berbaikan dengan adiknya ditampakkan ketika Frankie dan James terjebak di dalam bank saat merampok. Saat itu, para polisi dan sniper sudah siap menghabisi mereka. Tetapi dengan cerdik Frankie memilih James sebagai seolah-olah sanderanya. Ketika Frankie keluar gedung, beberapa waktu kemudian sebuah peluru menembus kepalanya. Sedang James segera diselamatkan. Lalu ia kabur.
Sangat tragis, di saat hubungan mereka membaik, Frankie akhirnya meninggal. Tetapi James telah mengetahui bahwa Frankie sangat menyayanginya. Itu cukup baginya.***
Baca juga Resensi Film: "Jupiter Ascending", Selamatkan Keluarga v.s. Intrik Politik Luar Angkasa

Popular Posts