Resensi Film: “Mockingjay Part I”, Harapan itu Bernama Katniss

AKHIRNYA film ketiga dari trilogi The Hunger Games dirilis. Tapi bukan terakhir, karena film yang mengambil judul sama seperti judul bukunya ‘Mockingjay’ karya Suzanne Collins (2010) ini dipecah menjadi dua sekuel film.
Sepi aksi
Para pecinta film action perlu bersiap untuk menurunkan ekspektasi jumlah aksi yang akan ditonton; nyaris bisa dihitung dengan jari berapa aksi mendebarkan berseliweran seperti di seri 1 dan 2 muncul. Harap maklum, film pecahan pertama ini sedang membangun emosi dan mempersiapkan lika-liku cerita menuju puncak penutupnya di film keduanya.

Lalu apa menariknya film ini?
Akting prima
Pertama, tentu permainan ciamik para aktornya. Sang bintang utama, Jennifer Lawrence jelas menunjukkan kelasnya jauh di atas Kristen Stewart, si bintang trilogi Twilight. Jennifer yang baru berusia 25 tahun sekarang, pada usia 20 sudah masuk dalam nominasi aktris terbaik Oscar dengan filmnya Winter’s Bone.

Dua tahun kemudian dia menyabet sekaligus Piala Oscar dan Piala Globe untuk peran utama wanita dalam Silver Linings Playbook (2012). Tahun 2013 lagi-lagi namanya masuk dalam nominasi Oscar, kali ini sebagai pemain pembantu dalam film American Hustle yang membuatnya menambah koleksi satu Piala Globe lagi. Kalau tetap konsisten dan komitmen terhadap dunia peran, besar kemungkinan dia mampu melampaui kehebatan Meryl Streep yang tercatat sebagai penerima nominasi Oscar terbanyak (18 kali sampai 2014).
Selain Jennifer, ada mendiang Philip Seymour Hoffman, aktor watak brilian yang sayang sekali meninggal dalam usia 46 tahun pada 2 Februari 2014 karena narkoba. Hoffman sempat menyelesaikan film Mockingjay Part I  ini dan hampir menuntaskan perannya dalam Mockingjay Part II waktu meninggal. Ada juga aktor veteran seperti Julianne Moore dan Donald Sutherland yang berkarisma dan aktor tampan Liam Hemsworth.
Semua pemain tersebut menyambung peran yang sudah mereka mainkan di trilogi sebelumnya.
Simbolik revolusi
Katniss yang mendapat julukan keren Mockingjay didapuk menjadi simbol perjuangan untuk membangkitkan keberanian penduduk yang dijajah dan dianiaya oleh Capitol. Katniss yang awalnya menolak, akhirnya setuju dijadikan citra harapan dan penyatu segala distrik yang ditekan dengan kekerasan oleh Capitol.

Di bawah cengkeraman Snow (Donald Sutherland), Capitol selalu mengganggap dirinya yang paling hebat karena menganalogikannya bak jantung. Semua distrik harus menyetorkan ‘darah’ untuk membuat jantung itu berfungsi, karena tanpa jantung tidak ada kehidupan. Pembenaran yang disertai aksi tangan besi ini disebarkan lewat televisi dengan pidato dan teror pembunuhan kepada semua orang.
Distrik 13 yang mampu mempertahankan diri ingin mempergunakan senjata yang sama yaitu komunikasi via media dengan Katniss sebagai figur utamanya.
Maka kostum dan skenario dirancang, tetapi akhirnya keaslian tindakan yang dipilih untuk disiarkan dan memang itu yang sejatinya bisa menggerakkan perjuangan.
Hiruk pikuk politik
Menonton film ini mengingatkan kita pada hiruk pikuk pergerakan politik dan demokrasi di Indonesia. Simbol dan cerita blusukan Jokowi yang dihembus-luaskan oleh media bertahan karena kesejatian tindakan itu. Pencitraan dengan skenario bisa membius sebentar, tetapi cepat lekang oleh waktu.
Apalagi salam tiga jari sebagai simbol mengikuti jejak Mockingjay muncul di film ini. Salam persatuan dan bukan lagi memihak nomor satu atau nomor dua. Karena itu merupakan kenyataan riil, namun sayangnya lamban dicerna oleh para elit di Senayan.
Menyatukan masyarakat yang tercabik-cabik sebagai latar belakang cerita trilogi ini mengingatkan pada film kolosal sukses, trilogi The Lord of The Rings. Walau belum bisa disandingkan dengan kehebatan trilogi pemenang Oscar tersebut, trilogi Hunger Games cukup menarik terutama bagi para remaja.
Kalau itu bisa membangkitkan rasa percaya diri mereka, membangkitkan keberanian mereka melawan teror, keberanian mereka berpihak yang pada yang lemah, dan kemampuan mereka berkorban bagi orang yang dicintai dan tujuan luhur, maka film ini tentu layak ditonton.
Setelah ini, siap-siapnya menanti lanjutannya. Mockingjay Part II dijadwalkan tayang perdana pada November 2015.
Kalau mengikuti setia plot bukunya, ending ceritanya menyisakan twist kejutan bagi penonton. Layak ditunggu.***
Baca juga Resensi Film: “Exodus: Gods and Kings”, Setelah Bencana maka Tuhan Dirasakan Ada

Popular Posts