Resensi Film: “Drive Hard”, Suami Kalah Pamor dengan Istrinya

JANGAN terkecoh dengan judulnya yang wah. Dikesankan sebagai film balapan mobi, tapi nyatanya tidak sama sekali. Film Drive Hardjustru bicara tentang sosok seorang suami –mantan seorang pembalap—yang kini harus banting stir kehidupan dengan menjadi instruktur latihan stir.
Ironis bukan. Tapi inilah drama kehidupan seorang mantan pembalap (Thomas Jane) yang di rumahnya sendiri merasa keki berhadapan dengan istrinya sendiri yang berprofesi sebagai pengacara. Tidak hanya kalah pamor dalam hal profesi, melainkan juga dalam hal materi. Sang istri kemana-mana memakai mobil mewah, mantan pembalap ini hanya memakai sedan Hyundai kecil. Itu pun inventaris kantor.
Nasibnya menjadi berubah drastis tanpa sengaja, setelah mobilnya dibajak oleh penjahat perbankan kelas kakap (John Cusack) yang menyaru diri sebagai orang yang ingin belajar stir. Merasa dijebak ikut dalam perampokan bank, mantan pembalap ini jadi kalap.
Namun, toh tetap tak berdaya ketika nyalak pistol bisa sesekali merobek tubuhnya. Karena itu, dia pun menjadi ‘diam’ dan menjadi sasaran cuci otak sang perampok ulung nan cerdas ini.
Cuci otak
Dari yang semula merasa diri tak berharga di hadapan istrinya, lambat laun –berkat cuci otak—mantan pembalap ini pun merangkak naik mengisi harga dirinya. Apalagi, setelah kemahirannya bermain zig-zag dengan mobil sedan mungil itu terbukti di jalanan di Gold Coast di Negara Bagian Queensland, Australia.
Jadi, sekali lagi jangan terkecoh dengan judul film. Ini bukan film balapan mobil, melainkan kisah drama kehidupan seorang mantan pembalap. Kalau pun dia memainkan kehebatannya berzig-zah di jalanan Gold Coast, maka itu pun hanya sesaat ketika dikejar oleh polisi. Selebihnya, ia dan teman perampok itu melaju bebas tanpa hambatan di jalanan sepi di Queensland, Australia.
Kenangan akan hebatnya balapan hanya terpicu oleh tampilan Ford Mustang Mach 1s dan Ford Falcon GTs. Selebinya, padang savanna dan hutan yang luas di Queensland yang dibelah oleh jalanan bebas hambatan.
Harga diri suami pun terkatrol setelah ia mendapatkan sebagian harta rampokan itu. Sejak itu, hidupnya pun menjadi klimis, karena istri dan anaknya mulai menaruh respek pada mantan pembalap ini.***
Baca juga Resensi Film: “Dawn of the Planet of the Apes”, Kera Berjiwa Manusia

Popular Posts