Resensi Film: “Escape Plan”, Bisnis Keamanan dengan Menjebol Penjara

SEORANG insinyur sejatinya adalah seorang creator. Ia mencipta sesuatu dari yang belum ada menjadi ada. Sebuah wahana yang berhasil dia ciptakan sudah semestinya dia jajal sendiri untuk mengetahui seberapa jauh kualitas wahana baru yang berhasil dia ciptakan. Kalau tidak berani menjajal itu, saya boleh bilang insinyur itu bekerja setengah hati.
Tidak demikian dengan Ray Bressling (Sylvester Stallone).
Sebagai insinyur dan arsitek yang suka merancang sistem keamanan penjara dengan tingkat pengamanan ekstra ketat, Ray berani ambil risiko. Ia menguji sendiri sistem keamanan penjara itu dengan menyediakan dirinya sendiri sebagai narapidana.
Sekali waktu, dia dipertemukan dengan Emil Rottmayer (Arnold Schwarzenegger), seorang jawara intelijen yang jatidiri dan keberadaannya dilacak oleh berbagai pihak.  Di dalam penjara yang dibangun dengan sistem kontruksi ‘mengambang’ di udara ini, kedua dedengkot narapidana ini merancang agenda pelarian diri.
Jalinan kerjasama berdua ini menarik, lantaran menguji beberapa sistem teknologi berdasarkan hukum fisika dan kimia. Jadilah, film Escape Plan ini  sedemikian mulus dalam artian tidak banyak acara tonjok-menonjok seperti yang biasa dipamerkan kedua bintang gebug papan atas ini.
Escape Plan bagi saya lebih bicara sebagai sebuah film action dengan tonjolan segi intelijen yang kuat. Pengumpulan data dan analisis menjadi menu utama dalam film ini. Bukan lagigedebag-gedebug yang tiada juntrung seperti kebanyak film action dengan bintang Sylvester Stallone seperti tampilan norak dalamExpendables 2.
Sebagai seorang arsitek sistem keamanan penjara, Ray Bressling mengujinya dengan masuk penjara dan kemudian membobolnya. Kala usahanya berhasil, itu berarti sistem keamanan yang dia ciptakan langsung divonis gagal. Untuk itu, dia menjadi semakin terpacu lagi untuk mengkreasi sistem keamanan penjara yang makin canggih lagi.***
Baca juga Resensi Film: “The Last Stand”, Kehormatan Polisi tak Bisa Dibeli

Popular Posts