Sinopsis Novel: "BUMI MANUSIA" (Karya: Pramoedya Ananta Toer, 2005)
Penjajahan hampir selalu diartikan
dengan penjarahan kekayaan oleh suatu bangsa terhadap bangsa lain. Penjarahan
suku Maya oleh bangsa Spanyol. Penjarahan Nusantara oleh Belanda, sehingga
mereka bisa membangun Roterdam yang luar biasa itu. Tetapi ada jenis penjarahan
yang lebih dahsyat. Itu menyangkut penjarahan sosial dan budaya. Penduduk
Indonesia kala itu diklasifikasi dalam kelas kelas sosial yang berbeda.
Hasilnya adalah kepedihan pribumi yang dengan menusuk di angkat Pramoedya dalam Bumi
Manusia.
Minke. Pribumi asli, namun karena
keturunan ningrat Jawa diperbolehkan bersekolah di HBS Surabaya. Hanya dia pribumi
totok yang bersekolah disana. Selebihnya adalah warga negara kelas 1, orang
Eropa, kelas 2 : Indo dan Tionghoa. Karena pertemanan di sekolah, dia
berkesempatan berjunjung ke sebuah rumah Tuan Belanda, Herman Mellema. Sebuah
Kunjungan yang merubah hidup Minke selamanya. Buku ini merupakan buku pertama
dari tetralogi pulau buru atau tratolgi bumi manusia. Kebanyakan kritikus
beranggapan tetralogi inilah sebagai masterpiece Pramoedya.
OK. Kita lanjut. Tak dinyana, Noni
belanda, Annelies Mellema, putri sang tuan rumah jatuh cinta pada Minke. Cinta
sang putri mendapat dukungan dari sang bunda, Nyai Ontosoroh. Minke
memasuki kehidupan keluarga itu, bahkan dipersilahkan untuk tinggal seatap
dengan mereka. Dan terjadilah hal hal pelik dalam hidupnya.
Tentangan pertama datang dari
keluarganya sendiri yang tak sudi Minke tinggal dalam rumah seorang Nyai, yang
berarti gundik seorang Tuan Belanda. Ayahnya tak mau mengakui anak lagi.
Bencana kedua datang dari pihak sekolah yang karena alasan moral memberhentikannya
sebagai siswa. Tetapi bencana sesungguhnya datang dari sepucuk surat dari
pengadilan Belanda. Seusai kematian Herman Mellema yang misterius di rumah
pelesiran Ah Tjong. Anak Mellema dari istri Belandanya menggugat harta kekayaan
yang dengan susah payah dipelihara dan dikembangkan Nyai Ontosoroh. Sebagian
besar berupa perusahaan peternakan sapi dan susu olahan. Bukan perusahaan
kecil, asetnya besar.
Bukan itu saja. Annelies yang
telah dinikahi Minke secara syah, harus memenuhi panggilan pengadilan untuk
'kembali' ke tanah leluhurnya, Belanda. Sebuah tindakan yang jauh dari rasa
keadilan. Penjajahan, pengkelasan, telah menghancurkan sebuah cinta dan
mahligai rumah tangga. Bangsa jajahan memang dinistakan. Mereka adalah
inlander. Statusnya kurang lebih sama dengan anjing.***
Baca juga Sinopsis Novel: "JEJAK LANGKAH"
Baca juga Sinopsis Novel: "JEJAK LANGKAH"