Spiritualitas Ignatian: Memahami Praktik Berdoa

Doa bukanlah sekedar aktivitas. Berdoa adalah relasi penuh cinta kita kepada Tuhan. Sebagaimana relasi penuh cinta, maka kita perlu memberi prioritas di dalamnya supaya bertumbuh dan matang. Kita perlu menyediakan waktu, energi dan diri kita sepenuh hati dalam membina relasi kita dengan Tuhan. Dalam hidup rohani tidak dikenal “instant intimacy” dengan Tuhan. Salah satu tanda nyata bahwa kita kurang memiliki intimitas/relasi yang mendalam dengan Tuhan adalah kalau kita hanya datang kepadaNya di saat kita membutuhkan.
Hidup Doa Menuntut “quality time” dan Kehadiran Diri secara Penuh
Salah satu tantangan utama dalam hidup doa adalah menemukan waktu untuk berdoa. Kita harus menyadari bahwa menyediakan waktu untuk berdoa adalah menyediakan waktu bersama Tuhan sendiri yang akhirnya merupakan persembahan diri kita di hadapan Tuhan
Kesetiaan Menumbuhkan Hidup Doa yang Baik
Setiap orang yang hendak membangun hidup doa hendaknya sadar bahwa kesetiaan dalam doa adalah sesuatu yang kita persembahkan kepada Tuhan. Kesetiaan ini bisa berarti sebagai usaha kita dengan tekun untuk tetap berdoa tanpa putus dan tidak setengah-setengah. Kalau saya berencana bahwa pada istirahat makan siang, saya akan berdoa selama 20 menit, maka saya akan berusaha memenuhi dengan setia waktu doa tersebut dan tidak membuatnya menjadi lebih pendek. Meskipun tidak ada hal yang istimewa dalam doa, kita harus tetap setia. Buah doa seringkali berawal dari kesetiaan kita untuk bertahan di hadapan Tuhan sendiri.
Kesetiaan dalam doa adalah sebuah keutamaan sekaligus guru yang baik. Kesetiaan dalam doa mengajak kita untuk semakin rendah hati karena sadar bahwa bukan kita yang selalu berkuasa dan mengontrol jalannya doa-doa kita. Ketika kita tidak memotong waktu doa kita walaupun banyak tantangan (banyak pikiran, tugas, pekerjaan, atau karena doanya “kering”, membosankan, berbeban berat), pada saat itu Tuhan mendidik kita soal keutamaan-keutamaan yang lain: kesabaran, kerendahan hati, kemurahan hati dan juga percaya akan cinta Tuhan sendiri.
Disposisi Batin sangat Penting
Dalam tradisi spiritualitas Ignatian, seseorang yang mau masuk dalam doa, perlu memperhatikan disposisi batin yang terbuka pada rahmat Allah, percaya akan kehendakNya, dan juga lapang dada serta rendah hati di hadapan Tuhan. Kejujuran, percaya bahwa Tuhan berkehendak lewat berbagai cara dan rupa merupakan disposisi mendasar dalam doa. Sikap atau disposisi batin macam ini dalam tradisi Ignasian disebut sebagai sikap “lepas bebas” yang artinya mau percaya melulu pada rahmat allah yang berkehendak dalam diri.
Pilihlah Tempat dan Waktu yang Nyaman
Mencari tempat dan waktu yang baik merupakan faktor penting dalam doa. Waktu dan tempat yang baik bisa berarti saat dan tempat ketika tubuh dan pikiran anda bisa sungguh-sungguh hadir dengan penuh tanpa banyak distraksi yang mungkin terjadi: ngantuk, lelah, tempat yang ramai dsb. Sediakanlah waktu khusus untuk persiapan sebelum anda masuk dalam suasana doa formal. Persiapan ini bisa berarti menyiapkan tempat duduk untuk berdoa, menyiapkan bacaan kitab suci yang akan direnungkan, dan menenangkan diri untuk masuk dalam keheningan. Penting ketika masuk dalam doa, untuk menyadari bahwa anda hadir di hadapan Allah sendiri***
Baca juga Spiritualitas Ignatian: Latihan Rohani

Popular Posts