Resensi Film: “The Duel”, Hukumlah Sang Jurinya

Kebenaran bersinar
Film The Duel dibintangi oleh Liam Hemsworth.  Ia berperan sebagai David Kingston yaitu seorang Texas Ranger dengan tugas melakukan penyelidikan atas pembunuhan beruntun di suatu permukiman.
Permukiman itu dipimpin oleh Abraham Brant (Woody Harrelson).  Abraham merupakan pemimpin, tetapi juga seorang pengkotbah yang karismatis.  Warga di permukiman sangat tunduk kepadanya.
Kedatangan David bersama istrinya tentu mengusik kehidupan di permukiman tersebut.  Khususnya mereka yang terlibat dalam rentetan pembunuhan.  Otoritas David sebagai utusan resmi pemerintah jelas membuat penduduk sungkan.
Perlahan-lahan, David menguak misteri satu demi satu.  Rangkaian bukti terkumpul dari investigasi, juga kesaksian Naomi yang adalah wanita penghibur di sana.  Pun sikap Isaac, anak dari Abraham, menjawab kecurigaan David bahwa Abraham dan komplotannya berada di balik misteri kematian orang-orang Mexico yang hanyut di sungai di perbatasan Amerika dan Mexico.
Bersamaan dengan terkuaknya misteri, perlawanan kepada David pun semakin keras. Warga dipengaruhi oleh Isaac berhasil memiliki kebencian kepada David.  Istri David pun terhipnotis oleh karisma Abraham sehingga menjadi pengikut persekutuan yang memiliki ritual yang ganjil.
David seorang diri menghadapi lawan-lawannya.
Memang kemudian, David berhasil membongkar kejahatan yang dikelola oleh Abraham. Kejahatan berupa berburu orang Mexico untuk kesenangan keji.   Abraham mengumpulkan orang-orang Mexico dan dijadikan mainan berburu dari orang-orang yang ingin merasakan bagaimana membunuh orang.  Sepintar apapun Abraham menyembunyikan kejahatannya, tetaplah kebenaran akhirnya yang bersinar.
Objektivitas
Film ini juga menyuguhkan duel dalam cara yang unik.  Di bagian pembuka, ditampilkan potongan duel antara Abraham dan ayah dari David.  Tangan mereka saling diikat satu sama lain.   Masing-masing menggenggam sebilah pisau.  Lalu keduanya beradu dengan saling menusuk.  Abraham berhasil memenangkan duel dengan dilihat oleh puluhan mata.
Abraham akhirnya mengetahui bahwa David adalah anak orang yang ia kalahkan dalam duel puluhan tahun silam.  Abraham berpikir bahwa kedatangan David adalah kedatangan balas dendam.  Namun ternyata, David datang dengan hukum di tangan.  Tetapi David terus berusaha bersikap objektif dan tidak termakan oleh emosi.  Ia berusaha menghindari tindakan gegabah.  Ia lepaskan urusan pribadi tentang kematian ayahnya.  “Aku datang sebagai Ranger dan hendak menegakkan hukum di negara ini,”  demikian kata-kata David untuk membersihkan diri dari asumsi yang keliru.
Sikap David yang demikian justru membuat para penjahat semakin takut.  Mereka menyadari bahwa mereka berhadapan bukan dengan seorang David yang jago tembak dan duel tetapi hukum keadilan yang dijunjung di negara itu.
Duel serupa pun terjadi lagi.  Kali ini antara David dengan Isaac dengan hakimnya adalah Abraham.  Isaac tewas di tangan David.   Selanjutnya David berhasil membabat habis akar kejahatan pembunuhan di tepi sungai di perbatasan itu.
Kisah David menjadi cerminan baik bagi kita para penonton.  Hendaknya kita mendukung para aparatur negara yang berdiri di atas hukum yang benar, murni berjuang untuk kepentingan masyarakat dan keadilan. Bersama mereka kita tak perlu takut dengan serangan para oknum yang haus darah orang kecil.***

Popular Posts