"SEBUAH DUNIA TANPA LEBAH"

 Bayangkan sebuah dunia tanpa lebah. Bunga-bunga boleh bermekaran dengan menawan, tetapi tidak ada yang menyerbukinya. Pohon-pohon apel, ceri, dan almond boleh berbunga, tetapi tidak menghasilkan buah. Bayangkan sebuah dunia tanpa sedapnya kopi dan hangatnya coklat.



Bayangkan sebuah dunia tanpa lebah. Keanekaragaman hayati menurun drastis, ketahanan pangan global terancam. Ini bukan skenario fiksi ilmiah, tetapi masa depan yang mengerikan jika kita tidak segera bertindak melindungi lebah.

Mari kita telusuri bagaimana dunia tanpa lebah akan terlihat, dan mengapa kehilangan makhluk mungil ini akan menjadi bencana bagi kehidupan di bumi.

 

1. Krisis Pangan Global : Tanpa Lebah, Tanpa Makanan

Lebah menyerbuki lebih dari 75% tanaman pangan global, termasuk buah-buahan, sayuran, dan kacang-kacangan. Lebah adalah penyerbuk utama bagi banyak tanaman pangan. Tanpa lebah, produksi pangan akan menurun drastis, yang mengancam ketahanan pangan global.

Buah-buahan: Apel, pir, ceri, dan stroberi sangat bergantung pada penyerbukan oleh lebah. Tanpa lebah, produksi buah-buahan ini bisa turun hingga 90%.

Kacang-kacangan: Almond, kacang mete, dan kacang Brazil sangat bergantung pada lebah. Tanpa lebah, produksi kacang-kacangan ini bisa turun hingga 70%.

Sayuran: Tomat, mentimun, dan paprika juga memerlukan penyerbukan oleh lebah. Tanpa lebah, produksi sayuran ini bisa turun hingga 50%.

Penyerbukan oleh lebah berkontribusi sekitar $235-577 miliar per tahun (Rp 3.525 triliun hingga Rp 8.655 triliun per tahun) terhadap ekonomi global (IPBES, 2016). Penurunan populasi lebah dapat mengurangi produksi pangan sebesar $5,7 miliar per tahun (Rp 85,5 triliun per tahun) di Amerika Serikat saja (USDA, 2021).

Bayangkan sarapan tanpa buah segar, makan siang tanpa sayuran, dan makan malam tanpa kacang-kacangan. Dunia tanpa lebah adalah dunia dengan menu makanan yang sangat terbatas dan membosankan.

 

2. Keanekaragaman Hayati yang Runtuh ; Tanpa Lebah, Tanpa Keanekaragaman

Lebah tidak hanya menyerbuki tanaman pangan, tetapi juga tanaman liar. Mereka menyerbuki lebih dari 20.000 spesies tanaman liar. Ini menjadi dasar bagi banyak ekosistem (Klein et al., 2007). Tanpa lebah, keanekaragaman hayati akan menurun drastis.  Keseimbangan ekosistem akan terganggu.

Tanaman Liar: Banyak tanaman liar yang bergantung pada lebah untuk reproduksi akan punah, yang akan mengurangi keanekaragaman hayati.

Herbivora: Tanaman liar yang punah akan mengurangi sumber makanan bagi herbivora, yang pada gilirannya akan mengurangi populasi karnivora.

Ekosistem yang Runtuh: Keanekaragaman hayati yang menurun akan mengganggu keseimbangan ekosistem, yang akan berdampak pada semua makhluk hidup, termasuk manusia.

Bayangkan hutan tanpa tetumbuhan, padang rumput tanpa rumput, taman tanpa bunga-bunga. Dunia tanpa lebah adalah dunia yang kehilangan warna-warninya dan keanekaragaman agungnya.

 

3. Dampak Ekonomi yang Besar : Tanpa Lebah, Tak Ada Ekonomi yang Stabil

Lebah tidak hanya penting bagi pertanian, tetapi juga bagi ekonomi global. Lebah mendukung industri makanan, kosmetik, dan farmasi. Tanpa lebah, industri-industri akan rugi besar, yang jelas akan berdampak pada ekonomi global.

Industri Makanan: Tanpa lebah, produksi makanan akan menurun, yang akan meningkatkan harga makanan dan mengurangi pendapatan petani.

Industri Kosmetik: Madu dan lilin lebah digunakan dalam banyak produk kosmetik. Tanpa lebah, industri kosmetik akan kehilangan bahan baku penting.

Industri Farmasi: Madu dan propolis memiliki sifat obat yang digunakan dalam banyak produk farmasi. Tanpa lebah, industri farmasi akan kehilangan bahan baku penting.

Bayangkan dunia dengan harga makanan yang melambung tinggi, produk kosmetik yang langka, dan obat-obatan yang mahal. Dunia tanpa lebah adalah dunia dengan ekonomi yang tidak stabil.

 

4. Kesehatan Lingkungan yang Terancam ; Tanpa Lebah, Tanpa Keseimbangan Lingkungan

Lebah menjalankan peran kunci dalam menjaga keseimbangan lingkungan. Mereka menyerbuki tanaman yang menyerap karbon dioksida, membantu mengurangi dampak perubahan iklim. Tanpa lebah, keseimbangan lingkungan akan terganggu, yang akan berdampak pada semua makhluk hidup.

Regulasi Iklim: Tanaman yang diserbuki oleh lebah menyerap karbon dioksida, membantu mengurangi dampak perubahan iklim. Tanpa lebah, penyerapan karbon dioksida akan menurun, yang akan meningkatkan dampak perubahan iklim.

Kualitas Tanah: Tanaman yang diserbuki oleh lebah meningkatkan kualitas tanah dengan menambahkan bahan organik dan nutrisi. Tanpa lebah, kualitas tanah akan menurun, yang akan mengurangi produktivitas pertanian.

Penyerapan Karbon: Tanaman yang diserbuki oleh lebah menyerap sekitar 2,2 miliar ton karbon dioksida per tahun, membantu mengurangi dampak perubahan iklim (Global Forest Watch, 2020).

Bayangkan dunia dengan suhu yang semakin panas, tanah yang semakin tandus, dan udara yang semakin tercemar. Dunia tanpa lebah adalah dunia dengan lingkungan yang tidak sehat.

 

Bayangkan sebuah dunia tanpa lebah

Bayangkan sebuah dunia tanpa lebah. Bunga-bunga boleh bermekaran dengan menawan, tetapi tidak ada yang menyerbukinya. Pohon-pohon apel, ceri, dan almond boleh berbunga, tetapi tidak menghasilkan buah. Bayangkan sebuah dunia tanpa sedapnya kopi dan hangatnya coklat.

Ya, binatang kecil itu menyangga seluruh bumi. Mereka penjaga keseimbangan alam semesta. Tanpa mereka, dunia kehilangan banyak tanaman pangan, keanekaragaman hayati menurun, ketahanan pangan global terancam, ekosistem runtuh karena tanaman liar tidak lagi bereproduksi.

Hentikan pestisida, tanamlah bunga-bunga, berkebun dan bertanilah secara bijaksana.  Bayangkan sebuah dunia tanpa sedapnya kopi dan hangatnya coklat.

Cintai lebah, nikmati kopi, belalah hidup, beranilah menjadi berbahaya !

 

Salam Laudato Si'!

 

Cyprianus Lilik K. P

disclaimer : tulisan ini disusun dari berbagai sumber dan bantuan AI

Dari Sejarah: Pada tanggal 19 Maret 2014, kebakaran hutan dan lahan gambut di Indonesia meningkat, terutama di Riau. Kebakaran ini menyebabkan kabut asap yang parah, yang mengancam kesehatan masyarakat dan aktivitas ekonomi. Kebakaran hutan di tahun 2014 ini melepaskan lebih dari 1,75 miliar ton CO₂, setara dengan emisi tahunan dari 400 juta mobil (WRI, 2015).

Popular Posts