“MENDENGARKAN JERITAN ALAM LIAR #1”

 ”Listen to the cry of the earth ! Listen to the cry of the poor !” Demikian dua dari tujuh Tujuan Laudato Si’ (Laudato Si’ Goals) yang terinspirasi oleh Rm. Leonardo Boff. Pagi ini, kita bersama akan belajar tentang bagaimana alam liar rusak dan hancur oleh ulah manusia. Yuk kita simak jeritan alam liar di sekitar kita ! Karena tulisan ini agak panjang kita belajar satu satu ya !

 


1. Kehilangan Habitat: Rumah Satwa Liar yang Hilang

Kehilangan habitat terjadi ketika lingkungan alami, tempat satwa liar tinggal, dihancurkan atau diubah. Akibatnya, mereka kehilangan kemampuan untuk bertahan hidup di luar sana. Sedih ya.

Deforestasi: Di Kalimantan dan Sumatera, sekitar 80% habitat orangutan lenyap dalam 20 tahun terakhir, terutama karena pembukaan lahan untuk perkebunan kelapa sawit. Data WWF mencatat, lebih dari 6 juta hektar hutan hujan tropis di Kalimantan hilang antara 1973 dan 2010.

Perusakan Terumbu Karang: Great Barrier Reef di Australia mengalami beberapa kali pemutihan (coral bleaching) terumbu karang massal. Pada 2016 dan 2017, sekitar 50% terumbu karang di bagian utara Great Barrier Reef mati karena pemutihan.

Konversi Lahan Basah: Di Florida Everglades, AS, lebih dari 50% lahan basah asli hilang karena pengeringan untuk pertanian dan pembangunan perkotaan. Populasi burung bangau di Everglades turun drastis, dari sekitar 100.000 ekor di awal abad ke-20 menjadi kurang dari 10.000 ekor.

 

2. Pencemaran dan Gangguan Keseimbangan Kimia Alam

Pencemaran terjadi saat bahan berbahaya masuk ke lingkungan alami, mencemari air, udara, atau tanah, dan meracuni satwa liar. Ini mengganggu keseimbangan kimia alami. Racun ada dimana-mana !

Pencemaran Air: Sungai Citarum di Indonesia dianggap sebagai salah satu sungai paling tercemar di dunia. Lebih dari 20 juta orang bergantung pada Sungai Citarum untuk air minum, tetapi airnya mengandung logam berat dan bahan kimia berbahaya melebihi standar kesehatan.

Pencemaran Udara: Polusi udara di Arktik meningkatkan kadar bahan kimia berbahaya dalam tubuh beruang kutub. Penelitian menunjukkan, beruang kutub di beberapa wilayah Arktik memiliki kadar PCB (polychlorinated biphenyls) tinggi, yang mengganggu reproduksi dan kesehatan.

Pencemaran Tanah: Penggunaan pestisida di lahan pertanian menurunkan populasi burung pemakan serangga di banyak wilayah. Penelitian membuktikan, pestisida mengganggu sistem saraf dan reproduksi burung.

Hujan Asam: Hujan asam merusak hutan di Appalachian Mountains, AS. Penelitian menunjukkan, hujan asam mengurangi keanekaragaman spesies tumbuhan dan hewan di hutan-hutan tersebut.

 

3. Perubahan Iklim: Cuaca Tak Menentu, dan Ancaman Hidup Satwa Liar

Perubahan iklim terjadi akibat peningkatan gas rumah kaca di atmosfer, yang menaikkan suhu global dan mengubah pola cuaca. Akibatnya ekosistem mengalami gangguan dan mengancam alam liar.

Peningkatan Suhu: Di Arktik, suhu rata-rata naik dua kali lebih cepat dari rata-rata global. Akibatnya, luas es laut musim panas menyusut sekitar 13% per dekade sejak 1979.

Perubahan Pola Curah Hujan: Di savana Afrika, perubahan pola curah hujan meningkatkan frekuensi dan intensitas kekeringan. Kekeringan berkepanjangan menyebabkan kematian massal hewan seperti gajah dan zebra.

Kenaikan Permukaan Air Laut: Kenaikan permukaan air laut menghilangkan habitat di pesisir banyak pulau kecil di Pasifik. Beberapa pulau bahkan terancam tenggelam.

 

4. Eksploitasi Alam Liar Berlebihan

Eksploitasi berlebihan terjadi ketika satwa liar diambil dari alam melebihi kemampuan populasi mereka untuk pulih.

Perburuan Liar: Populasi badak hitam di Afrika turun lebih dari 90% sejak 1970-an, terutama karena perburuan cula. Populasi gajah Afrika turun sekitar 30% antara 2007 dan 2014, juga karena perburuan gading.

Penangkapan Ikan Berlebihan: Lebih dari 90% stok ikan tuna sirip biru Pasifik habis karena penangkapan ikan berlebihan.

 

 

Mendengarkan Cerita Alam

Romo Thomas Berry, teolog dan ekolog Amerika Serikat, menyampaikan pentingnya mendengarkan "cerita alam." Alam bukan sumber daya yang bisa dieksploitasi, melainkan sebuah komunitas hidup yang punya nilai intrinsik. Beliau percaya manusia harus menjawab jeritan alam dengan rasa hormat dan tanggung jawab. Bagaimanapun juga krisis ekologis saat ini adalah akibat dari hubungan yang rusak antara manusia dan alam, dan kita harus kembali kepada hubungan yang lebih harmonis dan berkelanjutan.

Yuk bergerak bersama Romo Thomas Berry dan teman-teman ! Tunggu bagian 2 ya !

 

C. Lilik K. P. dari berbagai sumber

Dari Sejarah : pada 2 Maret 1934, Kongres Amerika Serikat mengesahkan Duck Stamp Act (Undang-Undang Prangko Bebek), yang mewajibkan pemburu burung air membeli prangko sebagai izin berburu. Dana dari prangko ini digunakan untuk membeli dan melindungi habitat satwa liar, terutama lahan basah. Program ini menjadi salah satu inisiatif konservasi paling sukses di AS, menyelamatkan jutaan hektar habitat burung migran dan satwa liar lainnya.

Popular Posts