"HIDUP BERDAMPINGAN MANUSIA DAN ALAM : DARI EKSPLOITASI, KE KOEKSISTENSI DAN KOLABORASI"
Alam bukan sebagai sumber daya untuk dieksploitasi. Alam bukan gudang logistik kehidupan tempat kita bisa mengambil apa saja seenaknya. Alam bukan kekacauan yang harus dibasmi dengan pestisida, senapan, gergaji mesin, atau traktor. Alam bukan musuh kita. Studi tentang batas planet (Planetary Boundaries) menunjukkan bahwa manusia telah melampaui batas aman dalam beberapa sistem ekologis, seperti perubahan iklim dan keanekaragaman hayati.
Hidup berdampingan antara manusia dan alam liar adalah sebuah
paradigma yang menekankan hubungan simbiosis antara manusia dan ekosistem
alami. Ini bukan sekadar koeksistensi pasif, melainkan upaya aktif menciptakan
harmoni, saling menghormati, dan saling mendukung antara kedua pihak. Ini bukan hanya semata relasi
organis-biologis, ini bahkan keterhubungan yang penuh makna, suci, dan
mendalam.
Prinsip Dasar Hidup Berdampingan
Mari kita pelajari beberapa prinsip hidup berdampingan manusia dan alam.
1. Penghormatan nilai intrinsik alam
Bahwa Alam memiliki nilai yang melekat (intrinsic value), terlepas dari manfaatnya bagi manusia. Setiap makhluk hidup dan ekosistem berhak untuk eksis dan berkembang. Melindungi spesies langka, melindungi habitat alami, bahkan jika tidak memiliki nilai ekonomi langsung bagi manusia adalah wujud penghormatan kita pada alam.
2. Pengakuan akan kesatuan kehidupan bersama
Bahwa manusia dan satwa liar memiliki hak untuk hidup dan
berkembang di planet ini. Bahwa bahwa semua makhluk hidup, termasuk manusia,
adalah bagian dari satu jaringan kehidupan yang saling terhubung. Setiap elemen
alam—dari mikroorganisme hingga gunung, dari sungai hingga hutan—memiliki peran
vital dalam menjaga keseimbangan ekosistem. Koeksistensi dan kolaborasi
kehidupan adalah keniscayaan.
3. Keseimbangan Ekologis
Aktivitas manusia harus dilakukan dengan cara yang meminimalkan dampak negatif terhadap ekosistem alam liar.Keseimbangan rantai makanan dan berbagai siklus alam harus terjaga agar kehidupan tetap lestari. Aktivitas manusia baik ekonomi, politik, sosial, budaya, teknologi harus menghormati dan meneguhkan prinsip keseimbangan dan kesatuan ekologis ini demi kelestarian kehidupan. Manusia harus menjaga keseimbangan ekosistem dengan tidak mengambil sumber daya alam melebihi kapasitas regenerasinya. Menerapkan sistem pertanian berkelanjutan, menemukan model bisnis yang lestari, mengubah gaya hidup sehari-hari, penemuan hukum yang memasukkan hak-hak alam, adalah bagian dari membangun keseimbangan ekologis ini.
4. Tanggung Jawab Moral dan Etis
Kami menyadari bahwa manusia memiliki tanggung jawab moral untuk melindungi alam, bukan hanya untuk kepentingan generasi sekarang, tetapi juga untuk generasi mendatang. Etika Lingkungan (Aldo Leopold) menekankan bahwa manusia adalah bagian dari "komunitas bumi" dan harus bertindak demi kebaikan bersama. "Krisis ekologis adalah seruan untuk pertobatan ekologis yang mendalam" (LS 217). Mengurangi jejak karbon, meminimalkan polusi, dan menghindari eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan adalah tindakan etis.
5. Kearifan Lokal dan Budaya
Sangat penting untuk menghidupkan kembali kearifan lokal yang
mendukung pelestarian alam. Kearifan lokal bukan bagian dari masa lalu,
melainkan hasil dari proses intelektual yang sangat panjang dari generasi ke
generasi yang matang diuji sejarah dan alam. Pengetahuan dan tradisi yang
mendalam tentang cara hidup harmonis dengan alam adalah kunci membangun hidup
di masa depan. Kearifan lokal ini perlu digali dan diintegrasikan-diselaraskan
ke dalam hidup kita di jaman ini.
Kita menghormati kearifan lokal dan budaya yang telah terbukti
mampu menjaga kelestarian alam selama ribuan tahun.
6. Keberlanjutan (Sustainability)
"Segala sesuatu diberikan kepada kita untuk dipelihara, bukan
untuk dihancurkan" (LS 159). Paus Fransiskus menyerukan pentingnya
keadilan antargenerasi dan tanggung jawab untuk melindungi bumi. Kita harus
berjuang agar bisa menggunakan sumber daya alam secara bijaksana dalamt
memenuhi kebutuhan saat ini tanpa mengorbankan kemampuan generasi mendatang
untuk memenuhi kebutuhan mereka. Mengembangkan energi terbarukan, menerapkan
sistem daur ulang, dan mengurangi limbah, misalnya.
Manfaat hidup berdampingan manusia dan alam
Hidup bersama manusia dan alam memberikan kepada kita banyak hal : layanan ekosistem, keragaman flora fauna, bahkan kelerbanjutan kehidupan.
1. Kesehatan Ekosistem
Keseimbangan Alami: Hidup berdampingan secara damai membantu
mempertahankan keseimbangan ini, mencegah ledakan populasi spesies tertentu
yang dapat merusak ekosistem. Ekosistem yang sehat memiliki keseimbangan alami
antara predator dan mangsa, serta antara spesies yang berbeda.
Layanan Ekosistem : Ekosistem yang sehat menyediakan layanan ekosistem yang penting yang sangat dibutuhkan kehidupan, seperti penyerapan karbon dioksida, pengaturan siklus air, dan perlindungan terhadap bencana alam.
2. Keanekaragaman Hayati
Perlindungan dan Peningkatan: Hidup berdampingan secara langsung
melindungi berbagai spesies dan habitat mereka. Ini penting mengingat laju
kepunahan spesies yang mengkhawatirkan saat ini. Ekosistem yang beragam lebih
tangguh terhadap tekanan lingkungan, termasuk perubahan iklim dan penyakit.
Fungsi Ekosistem: Keanekaragaman hayati mendukung fungsi ekosistem yang penting, seperti penyerbukan tanaman, pengendalian hama, dan penjernihan air. Hilangnya keanekaragaman hayati dapat mengganggu fungsi-fungsi ini, berdampak negatif pada pertanian, perikanan, dan sumber daya alam lainnya.
3. Keberlanjutan dan kesejahteraan manusia:
Keberlanjutan Kehidupan: kemampuan hidup berdampingan dengan alam
merupakan kunci bagi keberlanjutan hidup manusia di bumi. Kemampuan manuisa
membela dan mempertahankan alam memastikan keberadaan manusia di masa depan.
Kesehatan Fisik dan Mental: Akses ke alam liar karena kesatuan
hidup manusia dan alam terbukti meningkatkan kualitas kesehatan kesehatan fisik
dan mental manusia.
Praktik-praktik hidup berdampingan dengan alam
Apa saja bentuk praktik riil dari hidup berdampingan ini?
1. Pengelolaan Habitat
Perlindungan dan Pemulihan Habitat: Kita harus Melindungi habitat
alami satwa liar dari deforestasi, fragmentasi, dan degradasi. Pemulihan
habitat yang rusak dilakukan melalui reboisasi, restorasi lahan basah, dan
rehabilitasi terumbu karang. Contoh: Program restorasi hutan mangrove di
pesisir Indonesia.
Koridor Hijau: Menciptakan koridor-koridor hijau yang menghubungkan habitat-habitat yang terfragmentasi, memungkinkan satwa liar bergerak bebas, mencari makan, dan mencari pasangan. Di tengah invasi manusia atas lahan, konektivitas habitat untuk satwa liar harus diperjuangkan. Koridor hijau dapat berupa jalur-jalur hutan, pagar tanaman, atau jembatan satwa liar. Contoh: Pembangunan jembatan satwa liar di jalan tol memungkinkan satwa liar aman menyeberang.
2. Pengurangan Konflik:
Penghormatan ruang hidup : perlindungan ruang kehidupan binatang
dan tumbuhan dengan menjaga ruang fisik mereka, bukan hanya demi
kelestariannya, tetapi bisa berkembang sebagai spesies.
Pencegahan Konflik: Penggunaan pagar, penghalang suara, atau
metode lain untuk mencegah satwa liar memasuki lahan pertanian atau pemukiman
manusia. Memberikan edukasi kepada masyarakat tentang cara berinteraksi dengan
satwa liar secara aman. Contoh: Penggunaan pagar listrik untuk mencegah gajah
memasuki lahan pertanian di Afrika.
Metode Non-Lethal: Menggunakan metode non-lethal untuk mengendalikan populasi satwa liar yang menyebabkan konflik, seperti sterilisasi atau relokasi. Menghindari penggunaan jebakan atau racun yang dapat membahayakan satwa liar. Data dari berbagai lembaga konservasi menunjukan bahwa metode non-lethal lebih efektif dalam jangka panjang, dan lebih manusiawi.
3. Ekonomi yang Ramah Alam Liar
Pemanfaatan Sumber Daya Alam yang Berkelanjutan: Ekonomi yang ramah alam liar mengutamakan pemanfaatan sumber daya alam secara bijak dan berkelanjutan, menghindari eksploitasi berlebihan yang dapat merusak habitat satwa liar dan mengganggu keseimbangan ekosistem. Penggunaan pestisida dan pupuk organik untuk pertanian, sistem tebang pilh dalam hutan produksi
4. Gaya hidup, Pendidikan, dan Kesadaran
Gaya hidup berkelanjutan :
Gaya hidup berkelanjutan bukanlah tujuan akhir, melainkan sebuah
perjalanan. "Kita tidak memerlukan segelintir orang yang melakukan gaya
hidup berkelanjutan dengan sempurna. Kita membutuhkan jutaan orang yang
melakukannya dengan tidak sempurna."kata Anne Marie Bonneau, Zero Waste
Chef.
Program Edukasi: Menyelenggarakan program-program pendidikan dan
pelatihan tentang konservasi satwa liar di sekolah-sekolah, komunitas, dan
pusat-pusat informasi. Penggunaan media sosial, film dokumenter, dan pameran
untuk meningkatkan kesadaran publik.
Keterlibatan Masyarakat: Masyarakat harus dilibatkan dalam kegiatan-kegiatan konservasi, seperti pemantauan satwa liar, penanaman pohon, dan pembersihan sampah. Membangun kerelawanan khusus seperti relawan perlindungan penyu, masyarakat pelestari sungai, geng penjaga mata air, relawan penghijauan bakau, bisa menjadi cara yang sangat menarik dan menggerakkan banyak orang !
Mimpi para binatang dan tetumbuhan
Bayangkan bahwa bukan hanya dirimu yang memiliki impian, melainkan
juga burung-burung, tupai, dan pohon-pohon angsana di tepi jalan. Dunia tempat
manusia dan alam liar hidup bersama ini adalah dunia yang menampung impian
semua ciptaan. Hutan yang hijau ibarat kota yang sangat maju dan canggih bagi
para binatang. Hutan yang hijau, sungai yang jernih, tanah yang subur, dan
udara yang sehat adalah mimpi kita-kita juga.
Salam Laudato Si'!
Cyprianus Lilik K. P*_
disclaimer : tulisan ini disusun dari berbagai sumber dan bantuan
AI