“MENJADI KONSUMEN CERDAS: PANDUAN MEMILIH PRODUK MINIM SAMPAH” (Februari Bulan Peduli Sampah Nasional)
Di era yang mau ngga mau menjadikan kita semua konsumen ini, kita punya lho peran penting untuk mengurangi produksi sampah. Bagaimana caranya ? Menjadi konsumen yang cerdas ! Apa itu konsumen yang cerdas ? Konsumen yang bijak dalam memilih produk agar sebisa mungkin minim sampah. Berikut beberapa panduan yang dapat kamu ikuti :
1. Pahami
Kebutuhan Diri Kita Sendiri
a. Identifikasi Kebutuhan: Sebelum beli produk, tanyakan pada diri kamu sendiri: "Apakah aku benar-benar membutuhkan barang ini?" Hindari pembelian impulsif dan yuk fokus pada barang yang benar-benar menjawab kebutuhan kamu. Pastikan juga apakah barang tersebut dapat digantikan perannya oleh barang lain yang sudah kita miliki.
Contoh: Daripada membeli baju baru
setiap bulan atau setiap kali acara besar, pertimbangkan apakah kamu
benar-benar membutuhkannya. Mungkin kamu bisa memadupadankan pakaian yang sudah
ada atau beli pakaian bekas yang masih layak pakai.
b. Prioritaskan Kebutuhan: Buat daftar kebutuhan pokok kamu dan prioritaskan pembelian barang-barang itu. Dengan begitu kamu bisa menghindari pembelian barang yang ngga perlu.
Contoh: Prioritaskan membeli makanan sehat dan bergizi daripada membeli makanan cepat saji yang menghasilkan banyak sampah kemasan.
c. Pertimbangkan Dampak
Lingkungan: Pilih barang yang ngga cuma memenuhi kebutuhanmu, tetapi juga
sebisa mungkin mmenuhi kebutuhan alam agar lestari. Jelas dong yang minim
sampah dan ramah lingkungan 😊
Contoh: Pilihlah sabun mandi
batangan daripada sabun mandi cair dalam kemasan plastik. Sabun mandi batangan
umumnya menghasilkan sampah yang lebih sedikit.
2. Melakukan Riset Produk
a. Teliti Produk: Jangan cuma
terpaku pada satu merek atau iklan. Bandingkan produk-produk dari sisi
kualitas, harga, bahan, keawetan, dan dampak lingkungan lainnya.
Contoh: Sebelum kamu membeli deterjen, bandingkan beberapa merek deterjen yang ada. Cari tahu deterjen mana yang kemasannya bisa didaur ulang atau terbuat dari bahan daur ulang.
b. Periksa Kemasan: Perhatikan
jenis kemasan produk. Pilihlah produk dengan kemasan yang minimalis, dapat
didaur ulang, atau dapat digunakan kembali.
Contoh: Pilihlah produk makanan yang dikemas dalam wadah kaca atau wadah yang dapat digunakan kembali daripada produk yang dikemas dalam wadah plastik sekali pakai.
c. Cari Tahu Alur Produksi:
Telusuri alur produksi produk dari barang yang akan kamu beli. Apakah perusahaan
tersebut memiliki komitmen terhadap keberlanjutan/kelestarian dan HAM ? Apa
mereka menggunakan bahan-bahan yang ramah lingkungan dan proses produksi yang
efisien? Yuk ditelusuri !
Contoh: Cari tahu apakah perusahaan pakaian yang Anda sukai menggunakan bahan katun organik atau bahan daur ulang. Cari tahu juga apakah mereka memiliki kebijakan yang adil terhadap pekerja.
d. Belajar dari Ahli Produk
Tersebut: Ikuti seminar, workshop, atau baca artikel-artikel tentang sebuah
produk sebelum kamu membeli. Pastikan produk tersebut ramah lingkungan, dan
atau temukan produk alternatif lain yang lebih ramah dari yang awalnya ingin
kita beli. Dengan pengetahuan yang cukup, kamu dapat membuat keputusan yang
lebih tepat dan bertanggung jawab.
Contoh: Ikuti workshop tentang
cara membuat produk pembersih rumah tangga alami. Dengan demikian, Anda dapat
mengurangi penggunaan produk pembersih yang menghasilkan polutan berbahaya dan
menghasilkan banyak sampah kemasan.
3. Memahami Ecolabeling
a. Kenali Jenis Label: Pelajari berbagai
jenis ecolabel dan arti dari masing-masing label. Jangan hanya percaya begitu
saja pada klaim pemasaran perusahaan. Pahami jenis dan aspek-aspek dari label
yang ada.
Contoh: Kenali perbedaan antara label "organik", "alami", dan "berkelanjutan". Cari tahu lembaga independen mana yang memberikan sertifikasi pada label tersebut.
b. Kritis Terhadap Label: Lakukan
riset lebih lanjut mengenai produk yang memiliki label ramah lingkungan. Cari
tahu apakah ada lembaga independen yang memverifikasi klaim tersebut. Telitilah
label yang mereka sematkan ! jangan terjebak dengan trik bisnis memanfaatkan
isu lingkungan.
Contoh: Jika kamu melihat produk dengan label "kemasan biodegradable", cari tahu berapa lama waktu yang dibutuhkan kemasan tersebut untuk terurai dan apakah ada kondisi khusus yang diperlukan untuk proses penguraian tersebut.
c. Perhatikan Informasi Tambahan:
Selain label, perhatikan juga informasi lain pada kemasan produk, seperti bahan
pembuat, kandungan, dan cara penggunaan.
Contoh: Perhatikan daftar bahan
pada produk kosmetik. Hindari produk yang mengandung bahan kimia berbahaya atau
bahan yang belum teruji keamanannya.
4. Mengutamakan Produk Lokal
a. Produk Lokal Lebih Minim
Sampah: Produk lokal umumnya tidak memerlukan pengemasan dan transportasi yang
berlebihan, sehingga menghasilkan sampah dan jejak karbon yang lebih sedikit.
Contoh: Belilah buah-buahan dan sayuran dari petani lokal daripada membeli buah-buahan dan sayuran impor yang dikemas dalam plastik.
b. Dukung Perekonomian Lokal:
Dukung tetanggamu sendiri ! Dengan membeli produk lokal, kamu turut memberdayakan
masyarakat setempat dan berkontribusi pada ekonomi daerah.
Contoh: Belilah pakaian dari desainer lokal daripada membeli pakaian dari merek fast fashion yang diproduksi di luar negeri.
c. Bahan lebih Ramah Lingkungan:
Produk lokal biasanya diproduksi dengan menggunakan bahan-bahan yang lebih
alami dan proses produksi yang lebih ramah lingkungan.
Contoh: Belilah produk kerajinan
tangan dari pengrajin lokal yang menggunakan bahan-bahan alami seperti bambu
atau kayu.
5. Memperkuat Masyarakat Konsumen
a. Pahami Peran Masyarakat
Konsumen: tahukah kamu bahwa jejaring konsumen atas sebuah produk atas jenis
produk tertentu itu dibutuhkan ? Juga bahwa jejaring masyarakat konsumen yang
lebih luas dan kuat dibutuhkan untuk menjaga hak konsumen ? Masyarakat konsumen
adalah kelompok konsumen yang sadar akan hak dan kewajibannya. Mereka aktif
dalam memberikan masukan dan kritik terhadap produk atau layanan.
Contoh: Bergabung atau terhubunglah dengan komunitas konsumen, secara khusus yang berfokus pada isu lingkungan. Di sana kamu dapat berbagi informasi dan pengalaman dengan konsumen lain.
b. Ketahui Hak-hak Konsumen:
Pahami hak-hak kamu sebagai konsumen, seperti hak untuk mendapatkan informasi
yang benar dan jelas mengenai produk, hak untuk mengajukan komplain jika merasa
dirugikan, dan hak untuk mendapatkan perlindungan konsumen.
Contoh: Jika kamu membeli produk yang kamu beli ternyata tidak sesuai deskripsi dan memiliki kandungan membahayakan konsumen, maka kamu berhak memaksa perusahaan bahkan menuntutnya di depan pengadilan.
c. Tingkatkan Pengetahuan Bersama:
Bergabung dengan komunitas konsumen dapat membantu meningkatkan pengetahuan
kita bukan hanya atas hak dasar kita sebagai kosnumen, tetapi juga misalnya
cara penggunaan agar awet, barang substitusi yang lebih ekologis, dan lain
sebagainya. Kita juga dikuatkan sebagai konsumen cerdas. Dengan berbagi
pengetahuan, kita bisa saling belajar dan menginspirasi.
Contoh: Ikuti diskusi online tentang cara memilih produk perawatan tubuh alami yang aman dan ramah lingkungan. Dengan demikian, kamu dapat belajar dari pengalaman konsumen lain dan mendapatkan informasi yang bermanfaat.
d. Perkuat Hak Tawar:
Bersama-sama, kita bisa memperkuat hak tawar konsumen untuk mendapatkan
perlindungan yang lebih baik dan produk yang lebih berkualitas.
Contoh: Jika ada perusahaan yang
melanggar hak konsumen atau tidak peduli terhadap lingkungan, kita bisa
bersama-sama melakukan boikot atau kampanye untuk menekan mereka agar berubah.
Yuk, kita semakin menjadi konsumen
cerdas ! Dengan menjadi konsumen yang cerdas, kita dapat membuat perubahan
besar dalam mengurangi produksi sampah dan menciptakan lingkungan yang lebih
baik. Ayo kita berjuang !
Gerakan Laudato Si' Indonesia - Cyprianus Lilik KP