HIKAYAT: Abu nawas Disuruh Raja Menghitung Kematian Tahanan
Suatu
hari, di negeri Seribu Satu Malam, Baghdad, digelarlah acara hajatan besar.
Sang Raja Harun Ar-Rasyid pun berniat merayakan pesta ulang tahun kerajaan bersama-sama
dengan seluruh rakyatnya. Pada hari yang telah ditunggu tiba, rakyat Baghdad
dikumpulkan di depan pendapa istana.
Raja
Harun sang penguasa berdiri dan berkata,
"Wahai
rakyatku yang tercinta, hari ini kita mengadakan pesta ulang tahun kerajaan.
Aku akan memberi hadiah kepada para fakir miskin, aku juga akan memberikan
pengampunan kepada para tahanan di penjara dengan mengurangi hukuman menjadi
setengah dari sisa hukumannya," seru baginda kepada rakyatnya.
Mendengar
ucapan sang raja, tentu saja rakyat Baghdad bersuka ria. Mereka segera berpesta
bersama dan menyantap aneka makanan yang telah disediakan. Tak berapa lama
kemudian, para pengawal istana membagi-bagikan hadiah kepada fakir miskin.
Setelah
dipastikan seluruh rakyatnya yang fakir miskin mendapatkan hadiah, raja pun
memanggil para tahanan.
Tahanan
pertama yang mendapatkan kesempatan adalah bernama Sofyan (maaf bila ada
kesamaan nama).
"Sofyan,
berapa tahun hukumanmu?" tanya baginda.
"Dua
tahun Baginda," jawab Sofyan.
"Sudah
berapa tahun yang kamu jalani?" tanya baginda lagi.
"Satu
tahun Baginda," jawab Sofyan.
"Kalau
begitu, sisa hukumanmu yang satu tahun aku kurangi menjadi setengah tahun
sehingga hukumanmu tinggal 6 bulan saja," tegas baginda.
Selanjutnya,
dipanggillah Ali.
"Berapa
tahun hukumanmu Ali?" tanya baginda.
Dengan
nada yang sedih, Ali menjawab,
"Mohon
ampun Baginda, hamba dihukum seumur hidup," jawab Ali.
Mendengar
jawaban Ali tersebut, Baginda menjadi bingung harus menjawab apa untuk
mengurangi hukuman Ali.
Di
tengah kebingungannya, Raja yang terkenal bijaksana ini teringat dengan Abu
Nawas. Akhirnya, dipanggillah Abu Nawas.
Tak
berapa lama kemudian, Abu Nawas yang turut serta dalam pesta ulang tahun
kerajaan menghampiri sang Raja yang sedang kebingungan itu.
"Abu
Nawas, aku ada masalah mengenai hadiah pengampunan bagi Ali. Dia dihukum seumur
hidup sedangkan aku berjanji akan memberikan pengampunan setengah dari sisa
hukumannya. Padahal aku tidak tahu sampai umur berapa Ali akan hidup. Sekarang
aku minta nasehatmu, bagaimana caranya memberi pengampunan kepada Ali dari sisa
hukumannya," jelas Raja.
Mendengar
penuturan rajanya, Abunawas pun ikut bingung. Dia berpikir, apa bisa mengurangi
umur seseorang, padahal dia sendiri tidak tahu sampai kapan umurnya.
"Hamba
minta waktu Baginda," ujar Abunawas.
Mendengar
permintaan Abu Nawas, Raja pun akhirnya memberikan kesempatan kepada Abu Nawas
untuk berpikir. Raja hanya memberi waktu sehari semalam saja, tidak boleh
lebih. Jadi, besok pagi Abu Nawas harus memberikan jawabannya.
Sesampainya
di rumah, Abu Nawas pun berpikir keras untuk menemukan pemecahan masalah
tersebut. Dia tidak bisa tidur karena selalu kepikiran akan hal itu. Namun,
selang beberapa waktu, tampaklah senyuman di bibir Abu Nawas, pertanda solusi
telah ditemukan.
Abu
Nawas pun malam itu segera masuk ke kamar untuk tidur dengan nyenyak.
Pada
pagi-pagi sekali, Abu Nawas telah bangun.
Setelah
mandi dan sarapan, dia pun pergi menghadap raja setelah berpamitan dengan
istrinya.
"Hamba
sudah mendapatkan cara untuk memecahkan masalah si Ali, Baginda.
Begini
Baginda, sebaiknya si Ali ini berada di luar penjara dan bisa bebas selama satu
hari, lalu pada esoknya, dia dimasukkan lagi ke dalam penjara selama satu hari
pula. Lusa juga demikian, sehari bebas, sehari dipenjara, begitu
berlangsungterus selama umur si Ali itu," jelas Abu Nawas.
"Engkau
memang pandai Abu Nawas. Kalau begitu, kamu juga akan aku beri hadiah, yaitu
sekantung keping emas," ujar sang Raja.
Setelah
itu, Abu Nawas pulang dengan wajah yang ceria.***