GUSTI ALLAHE DHUWIT, NABINE JARIT
Pepatah Jawa ini secara
harfiah berarti Gusti Allahnya uang, nabinya kain.
Pepatah ini sebenarnya ingin
menggambarkan orang yang hidupnya hanya memburu uang atau harta benda,
kemewahan, dan kenikmatan. Sehingga yang ada di dalam otak dan hatinya hanyalah
bagaimana mendapatkan uang, kemewahan, dan kenikmatan hidup itu. Bahkan untuk
mendapatkan itu semua ia rela melupakan segalanya. Baik itu etika, moral,
kebajikan, dan seterusnya. Tidak ada halangan apa pun sejauh itu semua
ditujukan untuk mendapatkan uang, kemewahan, dan kenikmatan. Artinya, uang,
kemewahan, dan kenikmatan adalah segala-galanya.
Orang boleh saja
menampik pepatah itu. Akan tetapi di balik itu semua orang juga sangat sering
tidak sadar bahwa seluruh daya hidup yang ada pada dirinya hanya ditujukan
untuk tujuan duniawiah tersebut.***