WIWIT KUNCUNG NGANTI GELUNG




Pepatah Jawa di atas secara harfiah berarti mulai kuncung sampai gelung. 

Kuncung adalah model potongan rambut di masa lalu yang biasa diterapkan pada anak-anak (Jawa). Model potongan rambut kuncung biasanya berupa bentuk rambut persegi di atas dahi agak ke atas, sementara bagian rambut yang lain di kepala dipotong plontos atau bahkan gundul. Sementara model rambut gelung adalah rambut pria dewasa yang umumnya panjang serta terurai di bagian belakang kepala yang kemudian disingsatkan dengan cara diukel ‘ditekuk’ lalu dibuat simpul tertentu sehingga rambut tidak terurai lagi.
Pada masa lalu pria-pria dewasa Jawa biasa berambut panjang untuk kemudian digelung. Gelung rambut pria Jawa di masa lalu umumnya berbentuk tidak terlalu besar (seperti gelug rambut wanita). Gelung rambut pria umumnya juga menyisakan sedikit ujung rambut di luar simpulnya sehingga masih ada kesan nglewer ‘sedikit terurai pada ujungnya’. Umumnya pria-pria Jawa juga mengenakan penutup kepala berupa destar dari kain yang dibuat/dilipat-simpulkan sedemikan rupa sehingga membentuk semacam topi.

Pepatah wiwit kuncung nganti gelung ingin menunjukkan betapa lama waktu yang dibutuhkan untuk melakukan perubahan/keberhasilan. Wiwit kuncung nganti gelung sendiri mengasosiasikan rentang waktu lama, yakni mulai dri anak-anak (kuncung) sampai gelung (dewasa). Pepatah ini biasa ditujukan untuk menilai perilaku yang cenderung negatif dalam menunjukkan hasil/perubahan. Kadang juga digunakan untuk menunjukkan kemalasan, keterbelakangan, keterlambatan, kelambana, atau hal-hal yang senada dengan hal tersebut.

Contoh penerapan pepatah ini misalnya, wis tak tunggu wiwit kuncung nganti gelung ora teka-teka. Bisa juga dalam contoh lain, nyambut gawe wiwit kuncung nganti gelung kok ora rampung-rampung. Dalam contong lain, sekolah wiwit kuncung nganti gelung kok ora lulus-lulus.***

Popular Posts