WIT GEDHANG AWOH PAKEL
Pepatah Jawa di atas
secara harfiah diartikan 'pohon pisang berbuah pakel' (sejenis mangga yang
sangat harum aromanya jika matang namun agak asam rasanya).
Dalam kehidupan nyata
jelaslah amat mustahil terjadi ada pohon pisang yang berbuah pakel. Dari sisi
jenis pohon, marga, kelas, dan ordonya saja sudah amat jauh berbeda. Demikian
juga sifat-sifat yang dibawanya.
Pepatah ini dalam
masyarakat Jawa digunakan untuk menggambarkan betapa mudahnya berbicara atau
ngomong. Namun begitu sulitnya melaksanakan, mengerjakan, atau mewujudkannya.
Pepatah itu dapat juga digunakan untuk menggambarkan betapa sebuah teori begitu
mudah diomongkan atau dituliskan namun tidak mudah untuk dipraktekkan. Begitu
mudah nasihat, petuah, pepatah, bahkan kotbah diucapkan, namun untuk
pelaksanaannya sungguh tidak mudah. Dibutuhkan perjuangan keras untuk
mengendalikan semua pancaindra dalam diri manusia untuk dapat mengarah ke
pelaksanaan yang dipandang baik dan benar itu.
Kalimat dalam pepatah
tersebut dalam masyarakat Jawa sering kemudian disambung dengan anak kalimat
yang berbunyi, omong gampang nglakoni angel 'omong mudah melaksanakan sulit'.***