TIGAN KAPIPIT KAJEPIT ING SELA
Pepatah Jawa di atas
secara harfiah berarti telur terjepit di antara (dua) batu. Telur adalah benda
yang mudah pecah. Jadi jika telur dijepit di antara dua batu sudah jelas
kesudahannya: pasti pecah atau hancur.
Pepatah ini ingin
menggambarkan tentang seseorang yang lemah baik secara fisik maupun nonfisik
kemudian bermusuhan dengan dua atau lebih orang yang secara fisik maupun
nonfisik lebih kuat. Orang lemah tersebut sudah ketahuan nasibnya: pasti kalah
atau hancur.
Dalam banyak kasus ada
banyak orang yang sebenarnya hidup di dalam kebenaran namun ia justru dimusuhi
banyak orang karena kebenarannya itu mengganggu orang lain yang bertindak
kurang atau tidak benar. Orang ini kemudian dimusuhi oleh dua atau lebih orang
yang secara fisik maun nonfisiknya lebih kuat. Oleh karena demikian, maka orang
yang dimusuhi itu pasti akan kalah.
Dapat juga terjadi orang
yang lemah itu memang merupakan orang yang kurang atau tidak benar sehingga ia
menjadi dimusuhi oleh orang lain karena ketidakbenarannya mengganggu dan
merugikan. Oleh karena ia lemah dan dimusuhi banyak orang yang jauh lebih kuat,
maka orang tersebut akhirnya kalah.***