ORA MAMBU ENTHONG IRUS
Pepatah Jawa di atas
secara harfiah berarti tidak bau centong irus (sendok sayur). Centong dalam
khasanah Jawa adalah sendok besar yang digunakan untuk mengaduk atau mengambil
nasi. Sedangkan irus adalah nama lain dari sendok sayur. Centong di masyarakat
Jawa masa lalu umumnya terbuat dari kayu. Umumnya bergagang pendek. Sedangkan
irus umumnya terbuat dari tempurung kelapa dan bertangkai bambu yang telah
dihaluskan (diserut). Irus selain digunakan untuk mengambil (menyendok) sayur
juga digunakan untuk mengaduk sayur ketika sayur tersebut masih dalam proses
pembuatan. Dengan demikian, baik nasi maupun sayur dalam khasanah kebudayaan
Jawa selalu diimajinasikan sebagai bau centong atau bau irus.
Maksud dari ora mambu enthong irus adalah tidak ada hubungannya,
tidak ada sangkut pautnya, tidak ada hubungan atau pertalian darah. Jadi sika
seseorang dikatakan sebagai ora mambu enthong irus artinya orang yang
bersangkutan memang dianggap (atau senyatanya) tidak berada dalam satu kumpulan
nasi atau sayur. Tidak berada dalam satu kelompok, dan seterusnya. Seperti
mengelompoknya nasi dalam bakul maupun seperti mengelompoknya sayur di dalam
belanga (panci). Nasi atau sayur di dalam satu wadah sekalipun terdiri atas
butiran atau potongan aneka sayur, tetaplah satu kelompok/saudara karena
semuanya berada dalam satu wadah dan semuanya terkena enthong maupun irus. Jadi
semuanya memiliki “bau” atau dihubungan oleh pertalian enthong dan irus.***