KADUNG NGEMUT LEGINING GULA
Pepatah Jawa di atas
secara harfiah berarti terlanjur mengulum manisnya gula. Gula yang memang
berasa manis memang enak jika dikenyam di dalam mulut. Orang yang telah
mengenyam manisnya gula biasanya enggan atau bahkan tidak mau nglepeh
’mengeluarkan/memuntahkan’ kembali.
Pepatah Jawa di atas
sebenarnya ingin menyatakan tentang perilaku orang yang sudah memiliki sesuatu
yang dianggap nyaman atau enak umumnya tidak akan mau melepaskannya. Sesuatu
itu bisa berupa harta benda, kedudukan/jabatan, dan sebagainya. Hal seperti ini
bisa terjadi di mana saja. Bahkan orang juga sering lupa pada orang yang telah
memberinya gula itu sehingga ketika ia diminta melepaskan gula yang terlanjur
dikulumnya, orang tersebut justru marah.
Manisnya gula memang sering membuat orang lupa, mabuk, dan bahkan gila.
Sehingga ketika gula tersebut tiba-tiba lepas dari dalam mulutnya orang
tersebut marah, membenci, bahkan mengamuk. Orang tersebut tidak sadar dari mana
gula itu berasal. Tidak sadar, bagaimana ia mendapatkan gula itu. Apakah dengan
merebut, dengan mendapatkan warisan, menjegal, mengutil, manipulasi, mark up,
korupsi, atau dengan hal lain. Untuk itu masyarakat Jawa selalu menasihatkan
jangan pernah lupa akan rasa pahit ketika mengulum manisnya gula. Hal itu untuk
menunjukkan bahwa orang harus selalu waspada dan tidak lupa daratan.***
Baca juga KAKEHAN GLUDHUG KURANG UDAN