BÈRBUDI BAWA LAKSANA
Ungkapan peribahasa
berbahasa Jawa di atas secara harafiah bermakna “penuh watak luhur lebih”.
Maksud arti yang terkandung adalah seorang pemimpin yang berbudi pekerti luhur
dan mempunyai sifat kepribadian yang baik, konsisten antara perkataan dan
perbuatan.
Bagi masyarakat Jawa dan
secara universal, pemimpin yang dicari adalah pemimpin yang dapat mengayomi
masyarakat dan kawulanya. Pemimpin yang dapat mengayomi adalah pemimpin yang
mempunyai sifat budi pekerti luhur, kepribadian yang baik, serta konsisten perkataan
dan perbuatan. Sebab pemimpin yang berbudi pekerti jelek, apalagi perkataan
sering tidak konsisten dengan perbuatan atau bahkan keputusan yang diambil
berubah-ubah jelas akan membuat bingung bagi kawula atau bawahannya.
Pemimpin adalah panutan
rakyat atau bawahan. Segala pemikiran, ucapan, perbuatan, dan keputusan akan
selalu ditiru dan dicontoh oleh rakyatnya. Bahkan segala tingkah lakunya akan
selalu direkam dan diingat-ingat oleh kawulanya. Jika seorang pemimpin
melakukan perbuatan tercela, jelas akan dicemooh oleh rakyatnya. Rakyatnya akan
terus mencibirnya dan akhirnya tidak akan mempercayainya sebagai pemimpin yang
berbudi luhur. Demikian pula jika pemimpin mengeluarkan keputusan yang
berubah-ubah, maka jelas akan membuat bingung bawahannya. Pemimpin yang
demikian akan dianggap berpendirian plin-plan, alias tidak konsisten sehingga
bawahan tidak punya pegangan untuk bekerja.
Pemimpin yang berbudi luhur dan berpendirian konsisten tidak
muncul secara spontan. Banyak yang harus dilakukan, termasuk olah budi, olah
rasa, dan olah batin. Pemimpin harus banyak belajar dari pengalaman orang lain
dan dirinya sendiri dalam berkehidupan. Untuk menjadi pemimpin yang berbudi
luhur harus banyak mendengar keluhan, saran, kritikan, dan bahkan kalau perlu
kritikan yang sangat keras dari rakyatnya. Jika pemimpin bisa memahami keluhan
dan kebutuhan rakyatnya serta dapat membuat rakyatnya nyaman, aman, tentram,
maka ia dapat menjadi pemimpin yang bersifat bèr budi bawa laksana.***
Baca juga BERAS WUTAH ARANG BALI MENYANG TAKERANE