Resensi Film: “Run All Night”, Hidup Mati untuk Anak
CUKUP hanya malam ini saja, kamu harus nurut omongan
ayahmu. Sebuah ajakan sendu dibisikkan di tengah bisingan peluru. Ini
diucapkan olehJimmy Conlon (Liam Neeson) kepada anaknya Michael Conlon,
ketika persahabatan mereka dengan keluarga Shawn Maguire (Ed Harris)
sudah masuk ke tahapan ujung tanduk lantaran Danny Maguire mati
ditembak Jimmy.
Padahal, antara Jimmly dan Shawn terbentang sejarah panjang tentang
pertemanan mereka sedari muda bergumul dengan darah dan kekerasan.
Keduanya adalah tokoh hitam di kalangan mafia Irlandia hingga kemudian
Jimmy dengan bangganya menangguh nama keren sebagai The Gravedigger (Penggali Kubur) saking dinginnya emosinya ketika menghabisi lawan dan musuhnya.
Kini, setelah Danny Maguire mati di tangannya, Jimmy Conlon menjadi
bulan-bulanan kawanan Shawn. Terutama ketika atas naluri kebapakannya
Jimmy Conlon harus melindungi Michael dari aksi kejaran anak-buah Shawn
yang bertangan dingin ingin menghabisinya.
Padahal, sebelumnya hubungan Shawn dan Jimmy semula sangat akrab.
Namun insiden mematikan yang merenggut nyawa Danny Maguire akhirnya
sampai membawa keduanya menjadi dua sosok yang harus menyelesaikan
persahabatannya di ujung pistol.
Bahkan, Michael yang semula hidup bersama bersama istri dan kedua
anaknya Catelyn dan Lily pun terpaksa masuk dalam pusaran kekejaman
mafia ini gara-gara berada di tempat dan waktu yang salah. Itu terjadi,
ketika dirinya menjadi supir limo yang disewa mafia Albania dan ternyata
menjadi saksi atas kematian mafia Albania ini di tangan Danny Maguire.
Perburuan menyelamatkan Michael dari kejaran Shawn Maguire dan duel
pistol yang akhirnya menewaskan Shawn inilah inti benang merah film
gebug dengan bintang utama Liam Neeson. Lebih mengharukan lagi, ketika
hubungan ayah-anak mulai membaik di tengah intaian pembunuh bayaran
suruhan Maguire, tiba-tiba saja peluru tajam menembus pinggang Jimmy.
Ia roboh, namun tetap mampu menembak mati pembunuh bayaran yang mengejarnya.
Sekali lagi, di tengah rentetan bunyi pistol dan upaya melarikan diri
dari mafia pembunuhan, kisah hubungan tak harmonis antara ayah dan anak
menjadi tema utama dari film anyar ini. Bagus dan sangat menghibur.***
Baca juga Resensi Film: “A Walk among the Tombstones”, Membunuh karena Menyesali Masa Lalu
Baca juga Resensi Film: “A Walk among the Tombstones”, Membunuh karena Menyesali Masa Lalu