Sejarah Kemerdekaan: Perang-perang besar di masa perjuangan kemerdekaan RI
Untuk memperoleh sebuah
kemerdekaan, Bangsa ini memperolehnya tidak gratis, sejarah panjang harus
dilalui para pejuang kemerdekaan tanpa kenal lelah dan perjalanan panjang
dilalui dengan pengorbanan nyawa dan darahnya untuk mendapatkan dan merebut
kemerdekaan demi kedaulatan sebagai sebuah bangsa dan negara, yaitu bangsa
indonesia. 350 th dijajah belanda sampai pendudukan Jepang, tidaklah mudah
untuk dilupakan dan ditinggalkan oleh para vetran dan pejuang kemerdekaan,
bangsa dan negara ini diperbudak belanda selama 7 turunan dan selama itu pula
bangsa ini berjuang mengusir para komprador dan penjajah dari bumi pertiwi ini.
Namun, seringkali para pemimpin bangsa ini melupakan sejarah, sehingga sakit hati dan pengorbanan para pejuang bangsa dilupakan begitu saja, perjuangan menuntut permintaan "MAAF" dari belanda atas dosa-dosa mereka mandek dan mati suri. Kesejahteraan para pejuang kemerdekaan tidak pernah mendapatkan tempat bagi pemerintahan saat ini, para pemimpin sekarang sudah lupa diri. Yang ada sekarang bangsa ini dirampok habis-habisan oleh para pemimpin dan tokoh maling dan rampok berkedok wakil rakyat serta para koruptor yang berlindung di ketiak PEMERINTAH, untuk mengingatkan kembali perjuangan para leluhur kita maka kami menyajikan artikel perang-perang besar kemerdekaan.
1. PERTEMPURAN
SURABAYA 10 NOVEMBER 1945 (SURABAYA)
Pertempuran Surabaya merupakan
peristiwa sejarah perang antara pihak tentara Indonesia dan pasukan Belanda.
Peristiwa besar ini terjadi pada tanggal 10 November 1945 di kota Surabaya,
Jawa Timur. Pertempuran ini adalah perang pertama pasukan Indonesia dengan
pasukan asing setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dan satu pertempuran
terbesar dan terberat dalam sejarah Revolusi Nasional Indonesia yang menjadi
simbol nasional atas perlawanan Indonesia terhadap kolonialisme.
Setelah terbunuhnya Brigadir
Jenderal Mallaby, penggantinya, Mayor Jenderal Mansergh mengeluarkan ultimatum
yang menyebutkan bahwa semua pimpinan dan orang Indonesia yang bersenjata harus
melapor dan meletakkan senjatanya di tempat yang ditentukan dan menyerahkan
diri dengan mengangkat tangan di atas. Batas ultimatum adalah jam 6.00 pagi
tanggal 10 November 1945.
Ultimatum tersebut kemudian
dianggap sebagai penghinaan bagi para pejuang dan rakyat yang telah membentuk
banyak badan-badan perjuangan / milisi. Ultimatum tersebut ditolak oleh pihak
Indonesia dengan alasan bahwa Republik Indonesia waktu itu sudah berdiri, dan
Tentara Keamanan Rakyat (TKR) juga telah dibentuk sebagai pasukan negara.
Selain itu, banyak organisasi perjuangan bersenjata yang telah dibentuk
masyarakat, termasuk di kalangan pemuda, mahasiswa dan pelajar yang menentang
masuknya kembali pemerintahan Belanda yang memboncengi kehadiran tentara
Inggris di Indonesia.Pada 10 November pagi, tentara Inggris mulai melancarkan
serangan berskala besar, yang diawali dengan bom udara ke gedung-gedung
pemerintahan Surabaya, dan kemudian mengerahkan sekitar 30.000 infanteri, sejumlah
pesawat terbang, tank, dan kapal perang.
Berbagai bagian kota Surabaya
dibombardir dan ditembak dengan meriam dari laut dan darat. Perlawanan pasukan
dan milisi Indonesia kemudian berkobar di seluruh kota, dengan bantuan yang
aktif dari penduduk. Terlibatnya penduduk dalam pertempuran ini mengakibatkan
ribuan penduduk sipil jatuh menjadi korban dalam serangan tersebut, baik
meninggal mupun terluka.
Bung Tomo di Surabaya, salah satu
pemimpin revolusioner Indonesia yang paling dihormati. Foto terkenal ini bagi
banyak orang yang terlibat dalam Revolusi Nasional Indonesia mewakili jiwa
perjuangan revolusi utama Indonesia saat itu. Di luar dugaan pihak Inggris yang
menduga bahwa perlawanan di Surabaya bisa ditaklukkan dalam tempo tiga hari,
para tokoh masyarakat seperti pelopor muda Bung Tomo yang berpengaruh besar di
masyarakat terus menggerakkan semangat perlawanan pemuda-pemuda Surabaya
sehingga perlawanan terus berlanjut di tengah serangan skala besar Inggris.
Tokoh-tokoh agama yang terdiri dari kalangan ulama serta kyai-kyai pondok Jawa
seperti KH. Hasyim Asy’ari, KH. Wahab Hasbullah serta kyai-kyai pesantren
lainnya juga mengerahkan santri-santri mereka dan masyarakat sipil sebagai
milisi perlawanan (pada waktu itu masyarakat tidak begitu patuh kepada
pemerintahan tetapi mereka lebih patuh dan taat kepada para kyai) shingga
perlawanan pihak Indonesia berlangsung lama, dari hari ke hari, hingga dari
minggu ke minggu lainnya. Perlawanan rakyat yang pada awalnya dilakukan secara
spontan dan tidak terkoordinasi, makin hari makin teratur. Pertempuran skala
besar ini mencapai waktu sampai tiga minggu, sebelum seluruh kota Surabaya
akhirnya jatuh di tangan pihak Inggris.
Setidaknya 6,000 pejuang dari
pihak Indonesia tewas dan 200,000 rakyat sipil mengungsi dari Surabaya. Korban
dari pasukan Inggris dan India kira-kira sejumlah 600. Pertempuran berdarah di
Surabaya yang memakan ribuan korban jiwa tersebut telah menggerakkan perlawanan
rakyat di seluruh Indonesia untuk mengusir penjajah dan mempertahankan
kemerdekaan. Banyaknya pejuang yang gugur dan rakyat sipil yang menjadi korban
pada hari 10 November ini kemudian dikenang sebagai Hari Pahlawan oleh
Republik Indonesia hingga sekarang.
2. BANDUNG LAUTAN
API (BANDUNG)
Ultimatum tentara sekutu pada
tentara rakyat indonesia untuk meninggalkan kota bandung menyebabkan salah satu
gerakan sangat spektakuler di histori perang indonesia ini. Sadar bahwa
kemampuan senjata tidak lagi berimbang dan kekalahan telah tentu di depan mata,
tri tidak rela bila sekutu memakai bandung menjadi pusat militer buat
menginvasi lokasi yang lain. Menurut hasil musyawarah, sesuatu tindakan bumi
hangus dipilih akan memastikan perihal ini tidak terjadi, walhasil 200. 000
penduduk bandung membakar tempat tinggal mereka mulai kurun waktu 7 jam dan
berbarengan bergerak mengungsi ke lokasi selatan.
3. SERANGAN UMUM 1
MARET 1949 (YOGJAKARTA)
Serangan Umum 1 Maret 1949
terhadap kota Yogyakarta dipimpin oleh Letnan Kolonel Soeharto. Tujuan utama,
menaklukkan pasukan Belanda serta membuktikan pada dunia Tentara Nasional
Indonesia (TNI) masih mempunyai kekuatan untuk mengadakan perlawanan. Kurang lebih
satu bulan setelah Agresi Militer Belanda II, yaitu Desember 1948, TNI mulai
menyusun strategi melakukan serangan balik terhadap tentara Belanda. Serangan
dimulai dengan memutuskan telepon, merusak jalan kereta api, menyerang konvoi
Belanda, serta tindakan perebutan lainnya.
Belanda terpaksa memperbanyak
pos-pos di sepanjang jalan-jalan besar yang menghubungkan kota-kota yang telah
diduduki. Hal ini berarti kekuatan pasukan Belanda tersebar di pos-pos kecil di
seluruh daerah. Ketika pasukan Belanda sudah terpencar-pencar, TNI melakukan
serangan. Puncak serangan dilakukan dengan serangan umum terhadap kota
Yogyakarta (ibu kota negara) pada tanggal 1 Maret 1949, dibawah pimpinan Letnan
Kolonel Soeharto.
Monumen Serangan itu telah
mendapat persetujuan dari Sri Sultan Hamengkubuwono IX, Kepala Daerah Istimewa
Yogyakarta. Tepat pukul 6 pagi, serangan dimulai. Pos komando ditempatkan di
desa Muto. Malam hari, menjelang serangan umum itu, pasukan telah merayap
mendekati kota. Ada juga yang disusupkan ke dalam kota. Pagi hari sekitar pukul
06.00, sewaktu sirene dibunyikan, serangan segera dilancarkan ke segala penjuru
kota. Dalam penyerangan ini Letkol Soehartolangsung memimpin pasukan dari
sektor barat sampai ke batas Malioboro.
Wilayah barat dipimpin Ventje Sumual, Selatan dan Timur dipimpim Mayor Sardjono, Utara olehMayor Kusno. Di wilayah kota sendiri ditunjuk Letnan Amir Murtono dan Letnan Masduki sebagai pimpinan. TNI berhasil menduduki kota Yogyakarta selama 6 jam. Tepat pukul 12.00 siang, pasukan TNI mengundurkan diri.
4.
OPERASI TRIKORA (IRIAN BARAT)
Operasi Trikora atau disebut juga
Operasi Pembebasan Papua adalah konflik terbuka Indonesia-Belanda untuk
memperebutkan Papua Barat. Konflik itu berlangsung singkat, yakni dua tahun
(tahun 1961-1963). Konflik ini terjadi 17 tahun setelah Indonesia memproklamirkan
kemerdekaannya.Presiden Soekarno membentuk Komando Mandala Pembebasan Irian
Barat pada tanggal 2 Januari 1962, berkedudukan di Makassar dengan Panglima
Komando Brigadir Jenderal Soeharto. Langkah pertama yang dilakukan adalah
merealisasikan tuntuntan TRIKORA atau Tri Komando Rakyat. Operasi Trikora
adalah sebuah operasi rahasia yang dijalankan untuk menyusupkan sukarelawan ke
Papua bagian barat.
Presiden Soekarno telah
memberikan instruksi kepada Angkatan bersenjata dan seluruh rakyat Indonesia untuk
setiap waktu tetap menjalankan kewajiban membebaskan Irian Barat Tanah Air
Indonesia dari belenggu kolonialisme Belanda, untuk melaksanakan Tri Komando
Rakyat (Trikora)yang isinya sebagai berikut.
1. Gagalkan pembentukan negara boneka Papua bentukan Belanda Kolonial,
1. Gagalkan pembentukan negara boneka Papua bentukan Belanda Kolonial,
2. Kibarkan Sang Merah Putih di
Irian Barat Tanah Air Indonesia,
3. Bersiaplah untuk memobilsasi
umum mempertahankan kemerdekaan dan kesatuan Tanah Air dan Bangsa.
“Semoga Tuhan Yang Esa memberkati
perjuangan kemerdekaan Indonesia,” demikian seruan Presiden Soekarno di
Yogyakarta pada tanggal 19 Desember 1961, yang ditirukannya.
Ia pun terus menambahkan bahwah langkah pertama dari Trikora adalah pada tanggal 2 Januari 1962, Presiden Soekarno menunjuk Mayjen Soeharto (Presiden RI ke-2) sebagai Panglima Mandala yang bermarkas di Makassar, Sulawesi Selatan, dengan mengerahkan kekuatan ABRI sebanyak 74.649 prajurit.
Pada tanggal 15 Januari 1962
Comodor Yos Soedarso dan Kapten Wiratno dengan menggunakan Kapal Perang Macam
Tutul gugur dalam pertempuran di laut Arafura. Sedangkan Mayor TNI Benny
Moerdani mampu merebut Papua diawali dari Merauke. Dan bapak Adam Malik (mantan
wakil Presiden) berhasil melakukan loby-loby internasional di PBB. Akhirnya
secara de facto pada tanggal 1 Mei 1963, wilayah Irian Barat/Papua masuk ke
sebagain bagian integral Indonesia.
5.
PERTEMPURAN LAUT ARU (MALUKU)
Tidak diragukan lagi, perang laut
sangat dramatis yang sempat terjadi di indonesia adalah pertempuran laut Aru
yang adalah bagian dari operasi trikora. Tiga kapal perang tempur indonesia
yang ditugaskan lakukan operasi penyusupan, RI matjan tutul, RI matjan kumbang,
dan RI harimau, mesti berhadapan dengan sesuatu takdir buruk.
Operasi yang seharusnya berjalan rahasia ini nyatanya terendus oleh pihak otoritas belanda, mereka kirim dua kapal type destroyer dan pesawat tempur untuk menenggelamkan ketiga kapal perang indonesia. Tetapi, dengan heroiknya, RI matjan tutul mengambil keputusan untuk maju dan mengalihkan perhatian musuh, berikan peluang pada dua kapal yang lain untuk melarikan diri. Komodor yos sudarso wafat didalam pertempuran ini.
6. OPERASI DWIKORA
(MALAYSIA)
Kekhawatiran soekarno bahwa
malaysia dan kalimantan utara akan jadi kaki tangan kolonial membuat operasi
dwikora dikerahkan. Malaysia yang saat itu ada di bawah wewenang kekuasaan
inggris diberikan peluang untuk lakukan referendum dan memutuskan nasibnya
sendiri. Tetapi, masyarakat malaysia waktu itu justru awali menghasilkan sikap
anti-indonesia dan meludahi tanah air kita, soekarno yang marah mengambil
keputusan untuk berperang. Sebuah pidato populer, ganyang malaysia, juga diproklamasikan
waktu itu. Perang agen rahasia, sabotase, dan militer terbuka dikerahkan,
indonesia mesti melawan tiga negara sekalian: malaysia, inggris, dan australia.
7. PERANG
GERILYA SOEDIRMAN (JAWA TENGAH)
Tidak ada masyarakat indonesia
yang tidak mengenal sosok kharismatik, jenderal soedirman. Kondisi kesehatan
yang tidak mungkin untuk bergerak sendiri, seorang jenderal muda pada jaman
perjuangan dengan usia 31 tahun, jenderal soedirman terus memimpin pergerakan
dari atas tandu. Menyusuri bukit dan gunung-gunung di wilayah Wonogiri, masuk
desa ke desa. Taktik utamanya yaitu dengan bergerilya, menyerang pasukan musuh,
dan sesudah itu bersembunyi. Beliau adalah ahli perang yang mumpuni dan kerap
berhasil menyerang pasukan belanda dan sekutu di titik-titik pertahanan yang
berdampak signifikan. Sayangnya, beliau mesti kalah pada ketidakberdayaan
melawan penyakit tuberkolosis yang makin kronis.
8. PERTEMPURAN
AMBARAWA (SEMARANG)
Pertempuran Ambarawa berlangsung
empat hari, dari 13-15 Desember 1945. Semangat juang pasukan TKR menjadi
penentu kemenangan dalam melawan musuh.
Awal Pertempuran Perjuangan
Tentara Keamanan Rakyat (TKR) yang dipimpin Jenderal Soedirman pada pertengahan
Desember 1945, membuat tentara sekutu terjepit dan akhirnya mundur dari
Ambarawa menuju Semarang. Walaupun dihadang dengan seluruh kekuatan
persenjataan modern serta kemampuan taktik dan strategi sekutu, para pejuang RI
tak pernah gentar sedikitpun. Mereka melancarkan serangan dengan gigih seraya
melakukan pengepungan ketat di semua penjuru kota Ambarawa. Dengan gerakan
pengepungan rangkap ini sekutu benar-benar terkurung dan kewalahan.
Jenderal Soedirman sebagai
pemimpin pasukan menegaskan perlunya mengusir tentara sekutu dan Ambarawa
secepat mungkin. Sebab sekutu akan menjadikan Ambarawa sebagai basis kekuatan
untuk merebut Jawa Tengah. Dengan semboyan “Rawe-rawe rantas malang-malang putung,
patah tumbuh hilang berganti”, pasukan TKR memiliki tekad bulat membebaskan
Ambarawa atau dengan pilihan lain gugur di pangkuan ibu pertiwi.
Serangan pembebasan Ambarawa yang berlangsung selama empat hari empat malam dilancarkan dengan penuh semangat pantang mundur. Dari tanggal 12 hingga 15 Desember 1945, para pejuang tidak menghiraukan desingan-desingan peluru maut dan lawan. Letusan tembakan sebagai isyarat dimulainya serangan umum pembebasan Ambarawa, terdengar tepat pukul 04.30 WIB pada 12 Desember 1945. Pejuang yang telah bersiap-siap di seluruh penjuru Ambarawa mulai merayap mendekati sasaran yang telah ditentukan, dengan siasat penyerangan mendadak secara serentak di segala sektor. Seketika, dan segala penjuru Ambarawa penuh suara riuh desingan peluru, dentuman meriam, dan ledakan granat. Serangan dadakan tersebut diikuti serangan balasan musuh yang kalang kabut.
Sekitar pukul 16.00 WIB, TKR berhasil menguasai Jalan Raya Ambarawa Semarang, dan pengepungan musuh dalam kota Ambarawa berjalan dengan sempurna. Terjadilah pertempuran jarak dekat. Musuh mulai mundur pada 14 Desember 1945. Persediaan logistik maupun amunisi musuh sudah jauh berkurang.
Akhirnya, pasukan sekutu mundur
dan Ambarawa sambil melancarkan aksi bumi hangus pada 15 Desember 1945, pukul
17.30 WIB. Pertempuran berakhir dengan kemenangan gemilang pada pihak TKR.
Pasukan TKR berhasil merebut benteng pertahanan sekutu yang tangguh. Kemenangan
pertempuran Ambarawa pada 15 Desember 1945. Keberhasilan Panglima Besar
Jenderal Soedirman ini kemudian diabadikan dalam bentuk monumen Palagan
Ambarawa. TNI AD memperingati tanggal tersebut setiap tahun sebagai Hari
Infanteri.
9. PUPUTAN
MARGARANA (BALI)
Puputan adalah tindakan sangat
patriotik yang ada didalam sejarah indonesia. Puputan adalah kebiasaan
masyarakat bali akan memberikan perlawanan terhadap siapa pun agresor yang
berani menyentuh tanah air sehingga titik darah penghabisan. Tidak ada kata
mundur, tidak ada kata menyerah. Salah satu perang puputan sangat dramatis
adalah puputan margarana yang dipimpin oleh i gusti ngurah rai. Didalam usaha
mempertahankan desa marga dari serangan nica, ngurah rai yang berhasil merampas
senjata api dari tentara belanda berkomitmen buat mengobarkan perang perlawanan
sehingga titik darah penghabisan. Tentara belanda yang pernah kewalahan dan
kalah terpaksa menghendaki pertolongan bagi sebagian besar pasukannya di bali
dengan mengirimkan pesawat pengebom dari makassar untuk membasmi perlawanan
ini. 96 orang tewas, terhitung i gusti ngurah rai. dari pihak belanda ? lebih
kurang 400 orang tewas.
Merenungi betapa bangsa ini dibangun dengan jiwa dan darah perjuangan maka sudah sepatutnya para generasi muda tidak mensia-siakan semua yang mereka korban bagi bangsa ini. Yuk , kita bangun bangsa ini dengan kegiatan kecil dan sederhana yaitu "Memperbaiki diri" baik itu ibadah maupun prilaku dan mari kita tularkan energy positif ke siapa saja untuk berterima kasih kepada leluhur bangsa ini dengan melakukan hal yang terbaik untuk bangsa ini.
Merenungi betapa bangsa ini dibangun dengan jiwa dan darah perjuangan maka sudah sepatutnya para generasi muda tidak mensia-siakan semua yang mereka korban bagi bangsa ini. Yuk , kita bangun bangsa ini dengan kegiatan kecil dan sederhana yaitu "Memperbaiki diri" baik itu ibadah maupun prilaku dan mari kita tularkan energy positif ke siapa saja untuk berterima kasih kepada leluhur bangsa ini dengan melakukan hal yang terbaik untuk bangsa ini.
SEMOGA ARTIKEL SEJARAH INI DAPAT
MENGULANG DAN MENJADIKAN KITA UNTUK SADAR BETAPA BERATNYA PERJUANGAN YANG DI
RAIH OLEH PARA PEJUANG KITA, YANG TERPENTING ADALAHA TIDAK LUPA TERHADAP
SEJARAH DAN JATI DIRI BANGSA.***
Baca juga Peristiwa SeputarProklamasi
Baca juga Peristiwa SeputarProklamasi